Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Transaksinya Terus Naik, E-commerce Perlu Perkuat Infrastruktur Digital

Selasa, 25 Januari 2022 20:46 WIB
Diskusi masa depan industri e-commerce. (Foto: ist)
Diskusi masa depan industri e-commerce. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Schneider Electric mencatat pertumbuhan transaksi e-commerce yang terus meningkat perlu dibarengi dengan pengelolaan operasional yang lebih sustainable

Sebagai sektor andalan masa depan, e-commerce tengah menghadapi dua tantangan besar, yaitu tuntutan terhadap pemenuhan pengalaman transaksi terbaik tanpa hambatan, serta desakan global terhadap dekarbonisasi. Penguatan infrastruktur digital secara andal, terintegrasi dan efisien menjadi salah satu kunci utama untuk mencapai tujuan sustainability.

Dengan dominasi konsumen usia muda yang digital dan tech-savvy, mendorong industri e-commerce dan teknologi di Indonesia bertumbuh secara dinamis dan cepat. Ditambah lagi dengan perkembangan Industri 4.0 dan situasi pandemi menjadi akselelator pertumbuhan e-commerce beberapa tahun terakhir ini. 

Baca juga : Awal Tahun, PUPR Teken 838 Tender Proyek Infrastruktur Triliunan

Hasil survei We Are Social pada April 2021 mengukuhkan Indonesia sebagai negara tertinggi di dunia yang menggunakan layanan e-commerce dimana 88,1 persen pengguna internet di Indonesia berbelanja online. Laporan e-Conomy SEA 2021 yang dikeluarkan oleh Temasek, Google, serta Bain & Company menyebutkan perdagangan e-commerce di Indonesia pada 2021 tercatat 53 miliar dolar Aas atau meningkat 52 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Pertumbuhan sektor e-commerce yang pesat ini semakin meningkatkan kebutuhan akan data center yang dapat menyimpan, mengelola dan transfer data secara cepat dan dapat diandalkan. Namun di sisi lain, pengelolaan data center juga dituntut untuk mengonsumsi energi secara lebih efisien agar dapat mengurangi dampak emisi karbon terhadap kelestarian lingkungan. 

Oleh karena itu, data center sebagai tumpuan dalam pengembangan ekosistem digital ini harus dikelola secara lebih efisien, cerdas, adaptif, dan berkelanjutan. Data center menjadi penyumbang konsumsi energi terbesar di industri TI yang diperkirakan akan mengkonsumsi 8,5 persen listrik global pada tahun 2035 mendatang.

Baca juga : Sepanjang 2021, PLN Sukses Rampungkan 50 Proyek Infrastruktur Kelistrikan

Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Yana Achmad Haikal mengatakan, data center masa depan diharapkan mengonsumsi listrik lebih sedikit tanpa mengorbankan reliability. Hal ini dimungkinkan dengan melakukan digitalisasi pengelolaan energi dan otomasi dengan memanfaatkan software management tool seperti EcoStruxure IT & Asset Advisor untuk meningkatkan visibilitas dan kontrol menyeluruh terhadap operasional data center. “Dengan begitu, produktivitas dan waktu uptime juga akan semakin meningkat, sekaligus dapat menekan biaya listrik,” ujarnya Selasa (25/1).

Menurut dia, pemanfaatan teknologi edge data center berbasis modular seperti Micro Data Center dan Modular Data Center juga dapat mendukung sektor e-commerce dalam mengurangi latensi untuk memaksimalkan pengalaman transaksi terbaik bagi konsumen, dan dapat disesuaikan dengan skala bisnisnya.

“Penggunaan sumber listrik terbarukan dan ramah lingkungan seperti panel surya juga dapat menjadi solusi alternatif untuk pengelolaan data center yang lebih hijau, mengingat biaya energi berkontribusi sekitar 40 persen dari biaya operasional.” Lanjut Yana.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.