Dark/Light Mode

BI Ramal Transaksi E-commerce Capai Rp 530 T

Penjualan Lazada Naik Tiga Kali Lipat

Selasa, 30 November 2021 06:50 WIB
Lazada. (Foto: Istimewa)
Lazada. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pelaku e-commerce mengamini proyeksi Bank Indonesia (BI) yang menyebut tahun depan transaksi perdagangan online bisa menembus Rp 530 triliun atau tumbuh 31,4 persen dari perkiraan total nilai transaksi 2021 mencapai Rp 403 triliun.

Executive Director Lazada Indonesia Ferry Kusnowo menilai, proyeksi Bank Sentral sejalan dengan fakta kenaikan transaksi tahun ini. Lazada mencatat pertumbuhan jumlah penjual hampir tiga kali lipat pada Oktober 2021, dibandingkan dengan data pada awal pandemi di Maret 2020.

“Angka tersebut menunjukkan keberadaan e-commerce terbukti mendorong transformasi digital di sektor UMKM (usaha, mikro, kecil, dan menengah). Ini demi bisa bertahan dan mengembangkan usahanya,” kata Ferry dalam keterangannya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Selama Pandemi, Lazada Raih Pertumbuhan 3 Kali Lipat

Seperti diketahui, saat ini UMKM yang sudah onboarding ke sistem digital mencapai sekitar 16,4 juta. Atau naik sebesar 25,6 persen. Angka ini tumbuh hampir 105 persen dibanding sebelum pandemi yang hanya 8 juta UMKM.

Bagi Lazada, sambung Ferry, pertumbuhan e-commerce juga membuka kesempatan baru di sektor logistik dan sektor shoppertainment. Artinya, semakin banyak peluang untuk menjadi bagian dari ekosistem digital ekonomi. Serta, munculnya profesi-profesi baru yang bisa membantu menumbuhkan industri.

Ia melanjutkan, sejak hadir di Indonesia, Lazada ingin berkontribusi pada pertumbuhan perekonomian dengan membuka banyak kesempatan kerja.

Baca juga : 3,5 Juta Vaksin Pfizer Dari Paman Sam Tiba Di Indonesia

“Untuk itu, kami terus memperkuat ekosistem Lazada secara menyeluruh, dan menawarkan banyak peluang bersama kami. Apalagi potensi pertumbuhan e-commerce tahun depan semakin terbuka lebar,” tuturnya.

Selain itu, sambungnya, berbagai program edukasi dan pemberdayaan juga terus dilakukan untuk memastikan semua elemen di ekosistem Lazada bisa terus tumbuh.

Senada, Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (IdEA) Bima Laga melihat, meningkatnya nilai transaksi kotor atau Gross Merchandise Value (GMV) pada platform e-commerce, sebagai imbas dari melonjaknya transaksi digital selama masa pandemi.

Baca juga : Penjualan Mobil Listrik Toyota Naik Dua Kali Lipat

Jika dilihat dari sisi pola konsumsi, paparnya, sebelum pandemi masyarakat masih cenderung berbelanja secara online untuk produk sekunder. Namun ketika pandemi, masyarakat membeli barang kebutuhan sehari-hari, termasuk produk bahan pokok melalui e-commerce.

“Kondisi ini juga dialami oleh negara-negara lainnya. Hanya saja, dengan potensi pasar digital terbesar di kawasan Asia Tenggara, pertumbuhan transaksi e-commerce di Indonesia jauh lebih terasa,” kata Bima kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurut Bima, kenaikan transaksi di e-commerce terjadi di berbagai platform marketplace.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.