Dark/Light Mode

Omicron Bisa Hambat Ekonomi, Sri Mulyani Waspada

Jumat, 28 Januari 2022 06:00 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani

RM.id  Rakyat Merdeka - Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat setelah masuknya varian omicron.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mulai mewaspadai penyebaran omicron terhadap perekonomian, terutama pada tiga bulan pertama tahun ini.

"Perkembangan omicron yang masuk ke Indonesia dan menjadi perhatian kami agar tidak mempengaruhi terlalu banyak pemulihan ekonomi, terutama kuartal pertama tahun 2022," kata Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, (27/1).

Menurut catatan Sri Mulyani, hingga 25 Januari 2022, rerata kasus harian Covid-19 di dunia mencapai 3,31 juta kasus. Dari jumlah ini, tingkat kematian mencapai 8.000 orang.

Baca juga : Siaga Covid Jangan Kendor

Sementara di Indonesia, rerata mencapai 1.808 kasus per hari. Menurutnya, penambahan kasus Covid-19 di Indonesia saat ini masih tergolong rendah dibanding negara lain.

Tercatat, rerata kasus Covid-19 di Amerika Serikat mencapai 616.600 kasus, Prancis 366.200 kasus, India 312.000 kasus, Italia 162.400, dan Brazil 159.800 kasus.

Meski demikian, hal ini perlu menjadi perhatian. Apalagi, penambahan kasus transmisi lokal omicron lebih tinggi dibandingkan kasus yang berasal dari perjalanan luar negeri.

Sejauh ini, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, proses pemulihan ekonomi Indonesia berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari defisit fiskal dan utang Indonesia yang sampai saat ini masih terkendali dan produktif.

Baca juga : Bongkar Suap Rahmat Effendi, KPK Periksa Sekda Bekasi

"Defisit fiskal dan utang yang terkendali ini mampu menjaga kita dari tekanan ekonomi. Ini yang akan terus kita jaga,” katanya.

Dia juga mengatakan, Indonesia juga terbukti merupakan salah satu negara dengan level Produk Domestik Bruto (PDB) yang sudah kembali ke kondisi pra pandemi.

Indeks PDB riil Indonesia pada 2021 telah mencapai level 101,1 atau lebih baik dibanding level 100 saat awal pandemi 2019. Sedangkan Brazil, indeks PDB riil nya 100,5, India 98,7, Afrika Selatan 98, Arab Saudi 97,7, Myanmar 96,4, Meksiko 96,3, Thailand 94,4 dan Filipina 94,3.

Menurut Sri Mulyani, capaian pertumbuhan ekonomi tersebut didukung oleh defisit fiskal yang relatif terkendali dibanding negara lain.

Baca juga : Omicron Capai 565 Kasus, Wagub DKI Minta Warga Waspada

Untuk diketahui, Indonesia sepanjang 2020 sampai 2021 menambah defisit 10,8 persen.

Sementara Myanmar bertambah 11,1 persen, Thailand 11,6 persen, Filipina 13,4 persen, Arab Saudi 14,4 persen, China 18,7 persen, Afrika Selatan 19,3 persen, Brazil 19,5 persen dan India 24 persen. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.