Dark/Light Mode

Omicron Ancam Pemulihan Ekonomi

Sri Mulyani Pasang Kuda-kuda

Minggu, 30 Januari 2022 08:10 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. (Foto: Istimewa).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Agar penyebarannya bisa ditekan, kata Menkeu, Presiden Jokowi telah meminta seluruh jajaran untuk segera meningkatkan vaksinasi, termasuk booster sebagai langkah mencegah potensi terjadi gelombang varian Omicron.

Ani menyampaikan, berbagai langkah-langkah dalm menghadapi varian Omicron akan berpengaruh terhadap akselerasi pemulihan ekonomi.

Karena jalan menuju endemi ini tidak smooth. Setiap negara lain juga terus mencoba-coba.

Baca juga : Kenaikan Cukai Rokok Kacaukan Pemulihan Ekonomi

“Jadi kami juga akan melihat perkembangan varian atau jenis virusnya, serta kemungkinan ditemukannya vaksin maupun pengobatan yang lebih baik,” tegasnya.

Ia memastikan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022 fleksibel dan antisipatif dalam menghadapi risiko pandemi, mempercepat pemulihan ekonomi, melanjutkan pembangunan infrastruktur prioritas, meningkatkan daya saing, serta mendukung reformasi struktural sebagai instrumen mewujudkan Indonesia Maju 2045.

“Kami sudah melihat momentum pemulihan ekonomi cukup baik sampai saat ini. Kondisi yang baik ini yang akan terus kami jaga,” imbuhnya.

Baca juga : Omicron Bisa Hambat Ekonomi, Sri Mulyani Waspada

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira meminta, Pemerintah ekstra waspada dan belajar dari gelombang Covid-19 varian Delta pada Juli 2021.

“Jika Omicron kembali sebabkan peningkatan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2022 bisa ikut terkoreksi,” kata Bhima kepada Rakyat Merdeka.

Hal itu terjadi, lanjut Bhima, karena belanja masyarakat kembali melemah. Apalagi masyarakat sedang dihadapkan pada naiknya harga kebutuhan pangan dan ancaman kenaikan harga energi.

Baca juga : Bakal Jadi Pusat Ekonomi Bisnis, Ini Pesan Anies

Aktivitas ekonomi yang terganggu, akan menimbulkan kekhawatiran pemulihan ekonomi.

Selain itu, menurutnya, perdagangan luar negeri juga relatif terpengaruh. Misalnya biaya logistik shipping naik 3-4 kali lipat ke beberapa negara tujuan ekspor karena adanya pembatasan sosial di negara mitra dagang Indonesia. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.