Dark/Light Mode

Pemulihan Ekonomi Akibat Pandemi Tak Selama Krisis 98

Senyum Sri Mulyani Mengembang

Kamis, 10 Februari 2022 08:50 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Foto: Instagram/smidrawati)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Foto: Instagram/smidrawati)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pukulan pandemi Covid-19 terhadap ekonomi tidak sedalam yang ditakutkan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim, pemulihan ekonomi akibat Covid-19 ini, tidak akan lebih lama ketimbang dampak krisis 1998.

Hal itu disampaikan Sri Mulyani dalam Mandiri Investment Forum 2022, kemarin. Di acara itu, Sri Mulyani mengenang krisis moneter alias krismon yang menghantam Indonesia pada 1998. Saat itu, proses pemulihan membutuhkan waktu lama. Untuk mengembalikan Gross Domestic Product (GDP) ke posisi sebelum krisis, memakan waktu hingga 5 tahun. Sedangkan sektor manufakturnya perlu 3 tahun.

Baca juga : Ramalan Sri Mul Nyaris Terwujud

Sedangkan untuk krisis akibat pandemi, meski durasinya lebih lama dan banyak memakan korban, ternyata pemulihannya cepat. Dalam hitungan Sri Mulyani, hanya butuh waktu 2 tahun untuk mengembalikan posisi GDP seperti sebelum pandemi. Untuk sektor manufaktur, bahkan lebih cepat lagi, hanya butuh lima kuartal alias 15 bulan.

“Pandemi, meskipun menciptakan shock yang besar, namun proses pemulihan dari GDP hanya butuh 2 tahun saja atau kurang,” ucap Sri Mulyani, tersenyum. Senyumnya begitu mengambang.

Baca juga : Sri Mulyani Pasang Kuda-kuda

Pemulihan yang signifikan ini diklaim tak lepas dari kebijakan pendukung dan instrumen yang dikeluarkan pemerintah. Dari sisi geografis, pemulihan juga diklaim cukup merata di seluruh wilayah. Seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, sampai Papua. Hanya Bali yang masih menderita, karena daerah ini sangat tergantung dari sektor pariwisata.

Meski begitu, kata Sri Mulyani, Pemerintah tidak hanya berusaha memulihkan di sisi angka, namun juga pada kualitas pertumbuhan. Dengan kata lain, pemulihan ekonomi harus disertai penurunan tingkat pengangguran, kemiskinan, dan gini rasio. Ketiga indikator tersebut menunjukkan kualitas pertumbuhan.

Baca juga : Terapkan Teknologi Modern Dalam Berbisnis, Blibli Diganjar 3 Penghargaan

Sejauh ini, kualitas pertumbuhan Indonesia cukup baik. Setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi mampu mengurangi kemiskinan, pengangguran, dan gini ratio. "Pertumbuhan itu bisa menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, dan menciptakan pembangunan dan kesejahteraan yang lebih merata bagi masyarakat. Serta tidak menciptakan kesenjangan yang semakin lebar antara kaya dan miskin," terang perempuan yang beberapa kali mendapat predikat Menteri Keuangan Terbaik dunia ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.