Dark/Light Mode

Genjot Pasar Ekspor, Sharp Dan LG Tambah Kapasitas Pabrik

Minggu, 16 Juni 2019 10:25 WIB
Ilustrasi industri elektonika. (Foto: Net)
Ilustrasi industri elektonika. (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Produsen elektronika Sharp Corporation dan LG Electronics akan menambah kapasitas pabriknya di Indonesia. Produk yang dihasilkan untuk pasar ekspor dan domestik.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, terus memantau perkembangan ekspansi atau perluasan pabrik LG dan Sharp tersebut. “Kami masih monitor sampai mereka realisasi. Pembahasannya sudah lama," ujarnya di Jakarta, Minggu (16/6).  

Baca juga : Startup Pengolah Sampah Kantongi Pendanaan Rp 7 M

Menurut Airlangga, kedua industri berbasis elektronika tersebut telah memiliki basis produksi di Indonesia, sehingga apabila terjadi relokasi pabrik, maka akan bersifat ekspansi. "Jadi, sifatnya ekspansi. Salah satunya karena mereka sudah punya pengalaman di Indonesia, dan Indonesia dinilai sudah stabil," imbuhnya.  

Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin Janu Suryanto mengemukakan, Sharp akan merelokasi pabrik mesin cuci dua tabung dari Thailand ke pabrik yang ada di Karawang International Industrial City (KIIC). Rencananya, peresmian ekspansi pabrik Sharp akan dilakukan bulan depan. “Jadi, nanti ada penambahan lini produksi. Ini juga untuk pasar ekspor. Mereka akan menyerap ratusan tenaga kerja," ujarnya.  

Baca juga : Mesin Samba Masih Panas

Sedangkan, LG akan merelokasi pabrik pendingin ruangan dari Vietnam ke fasilitas produksi yang ada di Legok, Tangerang. “Mereka akan mulai produksi dan mulai dipasarkan pada September 2019 sebanyak 25 ribu unit," ungkapnya.  

Selanjutnya, jumlah produksinya ditargetkan naik menjadi 50 ribu unit. "Ya, paling tidak nanti bisa di ekspor (juga) ke ASEAN. Investasi Sharp dan LG sekitar ratusan miliar rupiah,” imbuhnya.  

Baca juga : Eko Patrio ke Senayan Lagi, PAN Raih Kursi Pimpinan DKI

Industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang menyumbang cukup signfikan bagi total investasi di Indonesia. Pada triwulan I-2019, industri pengolahan nonmigas berkontribusi sebesar 18,5 persen atau Rp 16,1 triliun terhadap realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).   Adapun tiga sektor yang menunjang paling besar pada total PMDN tersebut di tiga bulan awal tahun ini, yakni industri makanan yang menggelontorkan dana mencapai Rp 7,1 triliun, disusul industri logam dasar Rp 2,6 triliun dan industri pengolahan tembakau Rp 1,2 triliun.  

Selanjutnya, industri manufaktur juga menyetor hingga 26 persen atau 1,9 miliar dolar AS terhadap realisasi Penanaman Modal Asing (PMA). Tiga sektor yang menopangnya, yaitu industri logam dasar sebesar 593 juta dolar AS, diikuti industri makanan 376 juta dolar AS serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia 217 juta dolar AS. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.