Dark/Light Mode

Pertanian Di Kalbar

Beras Sudah Oke, Kelapa Dan Karet Masih Butuh Perhatian

Rabu, 3 April 2019 23:20 WIB
Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Johan (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Johan (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mengisi masa awal reses, Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Johan bersama dua anggota Komisi IV: Mahfudz Siddiq dan Oo Sutisna, melakukan kunjungan kerja ke Pontianak, Kalimantan Barat, kemarin. Rombongan Dewan ini didampingi Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Kasdi Subagyono, Direktur Perlindungan Perkebunan Dudi Gunadi, serta Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Agus Susanto.

Daniel menjelaskan, kunjungan dilakukan karena potensi pertanian di Kalbar sangat besar. Ada tiga komoditas yang menjadi unggulan, yaitu beras, kelapa (kopra), dan karet.  Untuk beras, produksi di Kalbar cukup membanggakan. Yang tadinya masih disuplai daerah lain, kini sudah bisa swasembada.

"Saat ini, Kabupaten Sambas sudah menjadi basis pangan yang baik," tuturnya.

Sedangkan untuk kopra dan karet, kata Daniel, masih perlu banyak perhatian. Banyak petani kopra mengeluh. "Karena harga daging kelapa tua sedang jatuh," imbuhnya. 

Baca juga : Banten Prioritaskan Kerjasama Daerah Perbatasan

Untuk memecahkan masalah tersebut, Wasekjen PKB ini menegaskan, butuh dukungan kuat dari pemerintah provinsi, kabupaten/kota, serta masyarakat. Ia berharap pemerintah daerah merespons cepat program-program yang ada di Kementerian Pertanian. 

Dia yakin, dengan memaksimalkan program pertanian, pembangunan pertanian bisa diwujudkan. Dengan demikian, tingkat kesejahteraan petani bisa semakin baik. 

"Kami mendorong untuk rakor dengan pemda untuk segera mengambil jalan keluar baik bagi (petani) kopra," kata Daniel.

Dalam pandangan Daniel, ada beberapa cara untuk menyelesaikan masalah ini. Misalnya, dengan mendorong industri hilirisasi untuk petani. Untuk kopra, relatif lebih ringan dibanding karet yang memerlukan industri berat.

Baca juga : Airin Puji Pamulang

"Untuk kopra pengelolaan industrinya bisa oleh rakyat," ungkapnya. 

Dirjen Perkebunan Kasdi Subagyono mengaku sudah menyiapkan berbagai program untuk menyelesaikan permasalahan ini. Beberapa di antaranya dengan melakukan replanting atau peremajaan tanaman kelapa. 

Selama ini, kata dia, banyak pohon kelapa petani yang sudah berumur 20 bahkan 50 tahun. "Memang kelapa tersebut terlihat masih berbuah, namun produksi dan kualitasnya sudah menurun," ucapnya. 

Program lain adalah hilirisasi untuk memberi nilai tambah. Misalnya, dengan membuat nata de coco, menjadikan CPO atau minyak, dan arang briket. Sektor tersebut selama ini masih belum tergarap.

Baca juga : Neneng Hasanah Dipindah Ke Lapas Wanita Sukamiskin

Menurutnya, peningkatan nilai tambahnya luar biasa.  Kasdi lalu mencontohkan ekspor kelapa muda yang baru-baru ini dilakukan petani di Pangandaran ke Australia. "Untuk hal seperti ini, tentu petani perlu pendampingan," kata Kasdi. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.