Dark/Light Mode

Genjot Produksi Hingga Buka Pasar Global

Startup Pengolah Sampah Kantongi Pendanaan Rp 7 M

Sabtu, 15 Juni 2019 08:04 WIB
Ilustrasi. Istimewa
Ilustrasi. Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Magalarva, startup pengolah sampah menjadi protein berhasil mendapat tambahan modal sebesar 500 ribu dolar AS atau sekitar Rp 7 miliar. Dana ini akan digunakan untuk memperbesar kapasitas produksi hingga membuka akses ke pasar global.

Chief Executive Officer (CEO) Magalarva Rendria Labde tidak menyebut siapa penyokong dana yang memberikan modal tahap awal (round seed) itu.

Namun ia memastikan, pendanaan itu untuk membangun pabrik utama atau flagship Magalarva di area Jabodetabek.

“Kami akan meningkatkan kapasitas produksi menjadi lima ton larva per hari dan mengolah limbah organik hingga 30 ton per hari,” kata Rendria dalam keterangannya, kemarin.

Baca juga : Pertamina EP Lakukan Pengeboran Sumur ST-194 Di Sangatta Kutai Timur

Magalarva mengolah limbah organik menjadi bahan baku pakan ternak dan pupuk organik. Dalam proses pengolahan, perusahaan menggunakan larva lalat tentara hitam (atau Black Soldier Fly) sehingga pendanaannya mampu untuk memperbesar skala bisnis.

Selain itu, Rendrian mengaku bakal mengalokasikan dana untuk riset dalam peningkatan efisiensi dan otomasi produksi, memperbesar tim sambil merekrut tenaga profesional. Serta membuka akses pasar pakan global. Magalarva memulai riset mengenai Black Soldier Fly sejak Tahun 2017, sedangkan proses produksi di pabrik pertama.

Perusahaan berjalan sejak Agustus 2018. Sampai saat ini, Magalarva telah memproduksi sekitar 50 ton larva dan 30 ton pupuk organik, sekaligus mengolah lebih dari 200 ton limbah organik.

Melalui bisnisnya, Magalarva bertujuan mengurangi sebanyak-banyaknya limbah organik yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). Kemudian, sampah mampu menjadi sumber protein berkualitas. Hasilnya, dapat menggantikan tepung ikan dalam pakan ternak atau makanan hewan peliharaan.

Baca juga : Mendag: Terkendali, Harga Pangan Periode Ramadhan dan Lebaran

Tantangan Pasar Domestik Sebagai perusahaan 10 besar finalis Future Agro Challenge Indonesia, target pasar Magalarva sebenarnya adalah pemenuhan kebutuhan masyarakat lokal atau pasar lokal.

Namun, disparitas harga yang tinggi masih menjadi tantangan dalam menggarap pasar lokal. Co-Founder sekaligus Chief Operations Officer (COO) Magalarva, Arunee Sarasetsiri mengaku harga jual larva kering kepada masyarakat lokal masih sekitar Rp 15 ribu sampai 18 ribu per kilogram.

Meski lebih murah daripada produk impor, Magalarva kesulitan bersaing dengan tipe pakan ternak lainnya yang berjenis anorganik. Untuk mesin pengering juga masih dalam kerja sama kemitraan. Apalagi, kapasitas pengolahan fasilitas Magalarva di Parung, Kabupaten Bogor yang masih kecil, membuat ongkos produksinya tinggi.

Padahal, larva BSF memiliki keunggulan yang berbeda daripada serangga lainnya. Sebab, Magalarva memiliki kandungan protein yang tinggi bagi ternak. Kemudian, produk lainnya bisa menjadi lemak untuk produk farmasi. Selain itu, ada juga kandungan probiotik dan antibiotik yang baik bagi penggunanya.

Baca juga : Telkomsel Siapkan Investasi Rp 576 M

Mimpi Magalarva jauh lebih besar lagi. Ekspansi bisnis untuk mendekat kepada sumber limbah sehingga produksi larva jauh lebih besar lagi. Tak disangka, Februari 2019, setelah bersaing dengan ribuan perusahaan, Magalarva menjadi salah satu dari enam perusahaan rintisan yang dapat pendanaan sebesar 30 ribu dolar AS atau sekitar Rp 420 juta.

Gree Ventures adalah perusahaan modal ventura asal Jepang. Belum lama ini, Gree Ventures bersama Innovation Factories yang dimiliki Grup Salim mendirikan program akselerator startup bernama Skala.

Menurut Arunee, pendanaan itu bakal digunakan untuk memperdalam riset tentang Black Soldier Fly agar tingkat produktivitas larva meningkat. Selain itu, Margalarva juga bakal membangun mesin otomatis untuk pengering serta pabrik kecil untuk mendo￾rong kapasitas produksi.

“Kami ingin ongkos produksi murah supaya bisa bersaing dalam penjualan kepada masyarakat dalam negeri,” tukasnya. [ASI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.