Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, untuk menghadapi tingginya harga kedelai, diperlukan cara baru dengan menyiapkan alternatif bahan baku lain agar usaha tempe dan tahu bisa berkelanjutan di masa mendatang.
Menurutnya, pengrajin bisa menggunakan substitusi pengganti kedelai dengan kacang koro pedang.
“Para pengrajin tahu tempe juga harus melakukan inovasi untuk mencari alternatif pengganti kedelai impor. Kami sedang menyiapkan substitusi bahan baku tahu dan tempe dengan kacang koro pedang,” ujar Teten dalam siaran persnya, Rabu (16/2).
Baca juga : Raker Dengan DPR, Menteri ESDM Paparkan Program Transisi Energi
Saat ini Kementerian Koperasi dan UKM tengah bekerja sama dengan para petani dari Kabupaten Sumedang mengembangkan pilot project budidaya kacang koro pedang yang telah dimulai sejak akhir Januari 2022.
Dengan pengembangan ini, diharapkannya, nanti kacang koro pedang menjadi salah satu komoditas strategis penunjang ketahanan pangan di Indonesia.
Ketua Pengawas Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu (Puskopti) Handoko Mulyo menerangkan, selama ini bahan baku tahu dan tempe masih mengandalkan kedelai impor.
Baca juga : Menteri Teten Siapkan Kacang Koro Pedang Jadi Bahan Baku Tempe Tahu
“Sebagian besar impor dari Amerika dan China. Karenanya, pengrajin sangat kesulitan kalau harga di luar negeri sudah naik, walaupun sedikit. Karena, sampai ke Indonesia bisa lebih banyak kenaikannya,” kata Handoko kepada Rakyat Merdeka.
Ia menerangkan, fluktuatif harga kedelai impor ini sudah terjadi sejak tiga bulan terakhir. Sejak saat itu, pengrajin yang tidak kreatif tidak mampu bertahan karena harga kedelai naik hingga Rp 13.000 per kilogram (kg). Harga tersebut jauh dari harga normal Rp 9.000 per kg.
Puskopti sudah berbicara dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Ketenagakerjaan, hingga Dewan Perwakilan Rakyat.
Baca juga : Cegah Narkoba, Menteri Bintang Bangun Desa Ramah Perempuan Dan Anak
“Namun, belum ada solusi menghentikan fluktuasi harga kedelai yang terlalu cepat ini,” kata Handoko kepada Rakyat Merdeka. Dia meminta Pemerintah segera turun tangan mengatur tata niaga kedelai. [NOV]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya