Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Bantu Pemerintah Kembangkan Ekosistem Agritech
Grab Pede Berdayakan Ekonomi 35 Juta Petani
Rabu, 19 Juni 2019 18:32 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Grab bakal mendidik dan menggejot startup yang fokus dalam sektor pertanian. Hal ini sebagai komitmen berkelanjutan Grab untuk membantu pemerintah dalam mengembangkan ekosistem agritech.
Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, pihaknya ingin menciptakan teknologi untuk kebaikan. “Kami ingin mendorong akselerasi jutaan perusahaan rintisan dan pengusaha mikro,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Ia mengungkapkan, sektor pertanian memiliki potensi yang besar karena ada 35 juta masyarakat yang hidupnya dari agrikultur. “Kita putuskan mengarah ke sana juga karena adanya data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Tentunya akan membantu ekonomi Indonesia menjadi lebih baik,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Grab telah memilih 10 startup dari dua jalur yakni, pemberdayaan petani dan Pemberdayaan Usaha Kecil (UKM) dalam program Grab Ventures Velocity (GVV) Angkatan 2. Ada tujuh startup yang berasal dari Indonesia, dua dari Singapura, dan satu dari Malaysia.
Program kedua ini juga bermitra dengan Sinar Mas Land. Startup terpilih ini akan menjalani pemusatan pelatihan di Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang.
Baca juga : DPR Siap Dukung Pemerintah Lakukan Terobosan Ekonomi
“Tema ini sengaja kami ambil karena merupakan komitmen Grab kepada pemerintah untuk mengambil peran utama dalam mengembangkan ekosistem agritech, tidak hanya di Indonesia namun juga di Asia Tenggara,” tuturnya.
Adapun sepuluh perusahaan yang terpilih ialah MyCash Online asal Malaysia, Treedots dan GLife asal Singapura. Sedangkan, tujuh perusahaan sisanya berasal dari Indonesia, seperti Eragano, PergiUmroh, Porter, Sayurbox, Tanihub, Tamasia dan Qoala.
Ke-10 startup ini diklaim bakal memiliki pengaruh terhadap 30 ribu petani, yang nilainya ditaksir mencapai 110 juta dolar AS. Nilainya akan meningkat tajam apabila bisa mempengaruhi seluruh petani lokal, mencapai 136 triliun dolar AS.
Rizki menambahkan, Grab memilih lima startup yang mengubah rantai pasokan makanan tradisional untuk meningkatkan kesejahteraan petani. “Hal ini merupakan hal yang penting, tidak hanya di negaranegara pertanian seperti Indonesia, tetapi juga Singapura untuk turut menghadirkan produkproduk berkualitas tinggi dengan biaya produksi rendah bagi bisnis restoran dan konsumen,” tambahnya.
Untuk jalur ini, Grab bermitra dengan startup yang mengoptimalkan rantai pasokan makanan untuk membantu petani dalam meningkatkan pendapatan mereka. Startup GVV juga menggunakan teknologi dan analitik data yang membantu petani memiliki data yang lebih baik dan dapat memprediksi hasil panen yang segar untuk di produksi.
Baca juga : Oposisi Australia Jantan Ngaku Kalah, Di Sini...?
Project Leader of Digital Hub Sinar Mas Land Irawan Harahap mengatakan, pihaknya menyambut baik pelaksanaan GVV untuk memberdayakan startup dan mengembangkan UKM di tanah air. “Agenda ini bertepatan dengan upaya kami dalam pengembangan BSD City sebagai kawasan ekonomi digital, khususnya di kawasan Digital Hub,” ujarnya.
Menurutnya, program ini dapat membangun ekosistem startup yang bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi digital. “Tidak menutup kemungkinan bibit unggul dari GVV nantinya juga bisa bergabung bersama perusahaan teknologi dan digital startup lainnya di Digital Hub,” tuturnya.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan, Indonesia dan Asia Tenggara telah menjadi salah satu surga bagi tumbuhnya startup digital. “Tingkat pertumbuhannya sangat pesat, bahkan lebih tinggi dari negara-negara maju di dunia,” ujarnya.
Ia yakin, Indonesia dapat membangun Asia Tenggara yang lebih kuat sebagai rumah dan ekosistem bagi banyak startup yang luar biasa. “Selain itu, melalui program GVV ini saya berharap agar startup Indonesia juga mampu berkompetisi secara global dan mengharumkan nama bangsa,” katanya.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, yang disampaikan melalui Dr. Sudarto, Staf Ahli Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi Kementerian Keuangan Republik Indonesia, juga mendukung program Grab Ventures Velocity. Diharapkan, program ini dapat memperkuat ekonomi digital Indonesia.
“Ekonomi digital diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Kami mendukung inisiatif Grab sebagai platform untuk menumbuhkan talenta digital muda terutama di sektor pertanian dan UKM,” katanya.
Startup GVV Angkatan 2 akan menguji proyek awal mereka dalam ekosistem Grab. Proyek awal Angkatan 2 akan dilakukan pada beberapa channel menyesuaikan dengan layanan yang mereka tawarkan seperti melalui aplikasi Grab, basis merchant GrabFood, atau jaringan agen Kudo. Program GVV akan berlangsung selama 16 minggu setelah kesepuluh startup melakukan pitching kepada Grab. Startup yang berhasil akan mendapat kesempatan berkolaborasi bersama Grab dalam bentuk pendanaan atau kemitraan komersial. [ASI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya