Dark/Light Mode

Rusia Gempur Ukraina, ASPEBINDO Prediksi Harga Batu Bara Terus Melejit

Jumat, 4 Maret 2022 20:59 WIB
Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (ASPEBINDO), Anggawira. (Foto: Ist)
Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (ASPEBINDO), Anggawira. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perang Rusia dan Ukraina, memberikan dampak bagi Indonesia. Salah satunya adalah melonjaknya harga batu bara.

Rally harga batu bara belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Sepanjang Februari, harga batu bara sudah menguat sebesar 38,22 persen secara month over month. Kini memasuki Maret, harga batu bara kembali tancap gas dengan menyentuh level 446 dolar AS per ton. Bahkan, jika dihitung secara year to date, harga batu bara telah menguat hingga 233,83 persen.

Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (ASPEBINDO), Anggawira mengatakan, tidak menutup kemungkinan harga batu bara bisa terus melejit dengan meningkatnya permintaan, namun stok masih terbatas.

Baca juga : Laskar Ganjar Puan Prediksi Ada Tiga Poros Capres Di 2024

"Akibat perang Rusia-Ukraina, pasokan gas alam dan minyak dari Rusia terputus, maka pemanfaatan kembali energi fosil, termasuk batu bara berpotensi membesar. Ini akan meningkatkan permintaan di tengah ketatnya pasokan batu bara di tingkat global," ujar Anggawira, Jumat (4/3).

Rusia adalah salah satu produsen minyak dan gas alam utama dan terbesar di dunia. Ekspor dua komoditas energi itu mewakili setengah dari penjualan luar negeri negara itu. Rusia, yang sekarang sedang terlibat dalam perang sengit di Ukraina, menyediakan sekitar 40 persen gas alam Eropa.

"Saya rasa penguatan harga batu bara juga di akibat musim dingin yang berkepanjangan di negara yang memiliki 4 musim baik di Asia, Asia Tengah, Eropa, Amerika. Hal ini yang juga membuat permintaan batu bara semakin meningkat," ungkap Anggawira.

Baca juga : Imbas Invasi Rusia Ke Ukraina, Harga Pupuk Dan Gandum Berpotensi Naik

Anggawira juga mengatakan bahwa di prediksi produksi stagnan sedangkan harga minyak mentah dunia di atas 100 dolar AS per barel dan harga gas alam yang juga masih tinggi, orang-orang akan beralih ke batu bara.

"Peluang ini sangat baik untuk para pemasok batu bara di Indonesia, namun banyak hal-hal yang perlu di cermati bukan hanya semata-mata tergiur dengan terus meningkatnya harga batu bara," kata Anggawira.

Anggawira juga menyampaikan perlunya ada strategi bukan hanya dari para pemasok batu bara namun juga dari pemerintah agar para pemasok tidak tergiur untuk melalukan ekspor batu bara namun juga perlunya diperhatikan kebutuhan batu bara di dalam negeri.

Baca juga : Gigi Hadid: Hati Saya Terluka

"Kita harus bisa memaksimalkan peluang ini, namun juga harus berhati-hati agar langkap yang di ambil oleh pemasok batu bara tidak membawa Indonesia menghadapi dampak negatif dan juga tidak mengakibatkan inflasi," tutup Anggawira. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.