Dark/Light Mode

Kenalkan Mata Uang Libra

Facebook Kembangkan Pembayaran Digital

Kamis, 20 Juni 2019 18:38 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto Libra/Ist
Ilustrasi Mata Uang Kripto Libra/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Perusahaan media sosial raksasa, Facebook memperkenalkan mata uang kripto (digital), Libra. Mata uang yang siap mengalahkan pamor Bitcoin ini merupakan cara Facebook mengembangkan pembayaran digital.

CEO Mark Zuckerberg dalam postingannya menjelaskan misi Facebook meluncurkan Libra. Yaitu menciptakan infrastruktur keuangan global sederhana bagi miliaran orang di seluruh dunia. “Dengan uang selular, orang tak perlu khawatir jika pergi tanpa membawa uang tunai. Hal ini terutama penting bagi mereka yang tak memiliki akses ke bank tradisional atau layanan keuangan. Saat ini, ada sekitar satu miliar orang yang tidak memiliki rekening bank tetapi memiliki ponsel,” tulis Mark.

Ia menyebut, Libra merupakan yayasan nonprofit dan kehadirannya berkat kerja sama dengan 27 organisasi dari seluruh dunia. Mark juga menjelaskan, Libra adalah aset digital yang dibangun dan ditenagai oleh versi baru dari blockchain Facebook, teknologi terenkripsi yang digunakan oleh Bitcoin dan mata uang kripto lainnya.

VP Blockchain Facebook David Marcus mengatakan, Libra direncanakan meluncur pada paruh pertama 2020 dan didukung oleh mata uang pemerintah, serta sekuritas untuk menghindari fluktuasi besar pada nilai. Sehingga, Libra dapat digunakan untuk transaksi sehari-hari.

“Tidak seperti mata uang lainnya, setiap unit mata uang kripto Libra nilainya dipatok dengan sejumlah aset real, seperti simpanan uang di bank dan surat utang pemerintah bertenor pendek. Ini yang menjamin nilai intrinsik Libra,” ujar Marcus.

Baca juga : Andalkan Satgas Pangan, Harga Ayam Potong Di Daerah Tetap Anjlok

Facebook berencana membangun dompet digital baru yang ada di dalam Messenger dan layanan pesan mandiri lainnya, yaitu Whatsapp guna membangun ekosistem Libra. Setelah Libra aktif dan berjalan, diharapkan memudahkan orang mengirim uang ke teman, keluarga, dan bisnis melalui aplikasi tersebut.

Sebagai upaya untuk menjaga keamanan data pengguna, Facebook juga bakal membentuk anak usaha untuk mengatur mata uang kripto Libra yang disebut Calibra. Nantinya, Calibra akan menjaga data keuangan yang dikumpulkan dari pengguna Libra terpisah dari data pengguna Facebook. Karena itu, jika pengguna WhatsApp menggunakan dompet Calibra untuk mengirimkan uang ke teman atau membayar peritel, interaksi itu tidak akan disimpan di samping profil media sosialnya.

Di sisi lain, Marcus juga mengatakan bahwa kepemilikan Libra tidak hanya digenggam Facebook, melainkan bersama dengan 27 partner lain termasuk Visa, Mastercard, dan Paypal, yang masing-masing menempatkan dana minimal 10 juta dolar AS ke dalam cadangan untuk mendukung nilai mata uang kripto tersebut.

Kepala Pembayaran dan Risiko Uber Peter Hazlehurst mengakui efisiensi yang bisa dibawa oleh kehadiran Libra. “Mengirim uang ke temanmu seharusnya tidak lebih sulit daripada memesankan mereka kendaraan Uber untuk pulang,” katanya.

Menurutnya, Libra memiliki potensi untuk menjembatani kesenjangan antara jaringan keuangan tradisional dan teknologi mata uang digital baru. “Libra mengurangi biaya untuk semua orang,” tambahnya.

Baca juga : Facebook Kenalkan Uang Digital Libra

Ditentang

Kehadiran Libra langsung disambut negatif berbagai kalangan khususnya oleh parlemen Amerika Serikat. Seorang anggota parlemen Amerika Serikat meminta Facebook Inc untuk menghentikan pengembangan mata uang kripto dan meminta eksekutif perusahaan untuk bersaksi di depan Kongres.

Maxine Waters yang mengetuai Komite Jasa Keuangan mengatakan, Facebook harus menghentikan pengembangan produk yang dijuluki Libra sampai Kongres dan regulator dapat meninjau masalah ini.

Waters juga meminta eksekutif perusahaan untuk bersaksi di hadapan kongres. “Facebook memiliki data miliaran orang dan telah berulang kali menunjukkan pengabaian terhadap perlindungan dan penggunaan data ini dengan cermat,” ujarnya.

Anggota Komite Perbankan Senat dari Partai Demokrat Sherrod Brown mengatakan, Facebook sudah terlalu besar dan terlalu kuat, dan telah menggunakan kekuatan itu untuk mengeksploitasi data pengguna tanpa melindungi privasi mereka.

Baca juga : Pertamina EP Salurkan Bantuan Untuk Korban Banjir Samarinda

“Kami tidak dapat membiarkan Facebook menjalankan cryptocurrency baru yang berisiko keluar dari rekening bank Swiss tanpa pengawasan,” ujarnya.

Senator AS Mark Warner, anggota Partai Demokrat Virginia yang juga duduk di Komite Perbankan Senat mengaku prihatinan Facebook melalui Libra akan menggunakan skalanya dalam jejaring sosial. Terutama untuk mendominasi pasar yang berdekatan seperti pembayaran digital.

Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire menyerukan lebih banyak regulasi untuk perusahaan teknologi. “Instrumen untuk transaksi ini akan memungkinkan Facebook untuk mengumpulkan jutaan data yang memperkuat keyakinan saya bahwa ada kebutuhan untuk mengatur raksasa digital,” katanya.

Badan Pengawas Keuangan Swiss mengatakan, pihaknya telah melakukan kontak dengan penggagas proyek Libra tetapi menolak berkomentar apakah pihaknya mendapat izin atau status pengaturan khusus. Dalam sebuah pernyataan, Markus Ferber, seorang anggota parlemen senior Jerman di parlemen Eropa mengatakan bahwa koin baru Facebook harus diwaspadai regulator dan meminta Komisi Eropa untuk mulai bekerja pada kerangka kerja pengaturan mata uang virtual. [ASI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.