Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sentimen The Fed Bikin Rupiah Lemas

Selasa, 22 Maret 2022 09:58 WIB
Rupiah dan dolar AS. (Foto: ist)
Rupiah dan dolar AS. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pagi ini nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,10 persen ke level Rp 14.350 per dolar AS dibanding perdagangan kemarin di level Rp 14.336 per dolar AS.

Mayoritas mata uang di Asia bergerak melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,33 persen, dolar Hong Kong minus 0,03 persen, dolar Singapura turun 0,13 persen, won Korea Selatan anjlok 0,45 persen, peso Filipina yang turun 0,07 persen, rupee India minus 0,42 persen, yuan China melemah 0,14 persen, ringgit Malaysia minus 0,22 persen, dan baht Thailand melemah 0,42 persen.

Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya menguat 0,17 persen di posisi 98,670. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro menguat 0,18 persen ke level Rp 15.765, terhadap poundsterling Inggris juga naik 0,15 persen ke level Rp 18.847, dan terhadap dolar Australia menguat 0,19 persen ke level Rp 10.587.

Baca juga : The Fed Naikkan Suku Bunga, Rupiah Melesat

Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah terjadi lantaran sentimen Gubernur bank sentral AS The Federal Reserve Jerome Powell, yang mengindikasikan akan mengambil langkah agresif guna memerangi inflasi di AS.

Selain itu, The Fed menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase dalam upaya untuk menjinakkan inflasi pada level tertinggi 40 tahun. 

“Itu adalah kenaikan pertama dalam tiga tahun, dan The Fed juga mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga akan datang,” jelas Ibrahim dalam risetnya yang dikutip Selasa (22/3).

Baca juga : Isu Kenaikan The Fed, Bikin Rupiah Tertekan

Di dalam negeri terdapat sentimen positif terkait data neraca perdagangan Februari 2022 yang mencatatkan surplus sebesar 3,83 miliar dolar AS. Surplus perdagangan tersebut disebabkan nilai ekspor Indonesia yang tercatat 20,46 miliar dolar AS, lebih tinggi dari nilai impornya yang hanya 16,64 miliar dolar AS.

Selanjutnya Ibrahim mengatakan bahwa konflik Rusia-Ukraina belum memberikan dampak terhadap kinerja perdagangan bilateral Indonesia dengan kedua negara tersebut.

Ia memproyeksi, sepanjang hari ini mata uang Garuda kemungkinan berfluktuasi namun ditutup menguat tipis pada kisaran Rp 14.320 - Rp 14.370 per dolar AS. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.