Dark/Light Mode

Dua Bulan Diuji Pakai, Biodiesel B100 Kementan Terbukti Lebih Hemat

Selasa, 25 Juni 2019 18:57 WIB
Menteri Pertanian Amran Sulaiman meluncurkan Biodiesel B100 di Kementerian Pertanian, April lalu. (Foto: Humas Kementan)
Menteri Pertanian Amran Sulaiman meluncurkan Biodiesel B100 di Kementerian Pertanian, April lalu. (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Impian Indonesia ciptakan biodiesel B100 dari CPO (Crude Palm Oil/minyak sawit) akhirnya terwujud. Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil mengembangkan bahan bakar Biodiesel B100 atau 100 persen biosolar. Bahan bakar dengan rendemennya 87 persen ini telah diluncurkan pada 15 April 2019.

Setelah dua bulan diluncurkan dan dilakukan uji coba pemakaian terhadap mobil dinas Kementan secara rutin, ternyata para pengendara menyatakan, dengan penggunaan B100, mereka merasakan lebih hemat bahan bakar.

Pak Unggul, salah seorang pengendara mobil dinas jenis Hiace, mengungkapkan bahwa selama dua bulan menggunakan B100, ia tidak mengalami perbedaan dengan pemakaian bahan bakar DEX yang sebelumnya ia gunakan. 

Baca juga : Anies-Ahok Debat Terbuka Di Televisi, Gimana Berani?

“Sama saja sih tarikannya, semua sama, cuma bedanya lebih irit. Dengan kondisi yang sama, kalau dulu saya pakai DEX maksmal 10 kilometer per liter, sejak saya pakai B100 saya bisa menempuh maksimal 13 km per liter,” ujarnya.

Hal serupa juga disampaikan Tito, pengendara mobil dinas yang setiap harinya menempuh jarak pulang pergi Jakarta-Serpong Gunung Sindur sejauh 96 km. “Sejak saya pakai ini jatuhnya lebih hemat. Saya cukup tiga hari sekali mengisi tangki dengan maximal 25 liter tiap pengisian,” ujarnya.

Hendra, selaku penanggung jawab SPBU B100 di Kementan, menyatakan bahwa penggunaan B100 sudah rutin dilakukan. “Dalam sehari biasanya ada pengisian sekitar 200-300 liter untuk mobil dinas” ujarnya. 

Baca juga : Dukung Pramuka, Kemenpora Gelar Rapat Sinergi Lintas Lembaga

“Kalau sudah rutin dilakukan pengisian setiap harinya, berarti tidak ada kendala di pengendara” tambahnya. Untuk perawatan pun beberapa pengendara menyatakan bahwa sama saja dengan perawatan bahan bakar lain.

“Ya harapan saya semoga ke depan program ini bisa berkelanjutan, supaya masyarakat luas juga dapat menikmati manfaatnya. B100 ini selain lebih efisien juga ramah lingkungan, jadi pasti banyak orang yang tertarik. Semoga secepatnya masyarakat bisa ikut merasakan manfaatnya,” ujarnya.

Sebagai informasi, bahan bakar B100 ini memiliki keunggulan yakni lebih efisien 40 persen dibanding bahan bakar fosil seperti solar, 1 liternya hanya dapat menempuh jarak 9,4 kilometer, sedangkan dengan menggunakan B-100 dimungkinkan menempuh jarak hingga 13 kilometer per liter.

Baca juga : PLN Sukses Terangi Pulau Tolonuo Dan Dagasuli Halmahera Utara

Selain itu, penggunaan B100 diyakini akan lebih murah, ramah lingkungan, dan dapat mensejahterakan petani sawit, serta tentunya menghemat devisa. Adanya B100 ini dipastikan dapat memperkuat ketahanan energi nasional. Indonesia memiliki CPO 38 juta ton, dengan nilai ekspor 34 juta ton. Bisa dibayangkan kita bisa menghemat berapa triliun. Ini merupakan energi masa depan Indonesia. Harapannya, teknologi B100 menjadi teknologi bahan bakar terbaru yang akan menjadi alternatif untuk Indonesia di masa depan. [KAL]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.