Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Di Bawah Harga Keekonomian

Harga Pertamax Masih Lebih Kompetitif Ketimbang SPBU Swasta

Jumat, 1 April 2022 17:10 WIB
SPBU. (Foto: Ist)
SPBU. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengapresiasi langkah Pertamina Patra Niaga yang menaikkan harga BBM non subsidi Pertamax di bawah harga keekonomian.

Menurut Mamit, jika mengikuti acuan harga minyak dunia saat ini, harga keekonomian Pertamax yang merupakan BBM dengan RON 92 itu bisa mencapai harga Rp 15.000-Rp 16.000 per liter.

Baca juga : Pengamat: Pemberian Kompensasi Harus Berbasis Regulasi

Pertamina Patra Niaga masih mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat, sehingga harga BBM Pertamax RON 92 Non Subsidi hanya dinaikkan dari Rp 9.000 per liter menjadi Rp12.500 - 12.750 per liter saja.

"Saya sangat mengapresiasi langkah Pertamina dengan kenaikan harga Pertamax, yang masih di bawah keekonomian, sehingga sebenarnya Pertamina masih merugi meskipun adanya kenaikan harga Pertamax seperti saat ini," ujar Mamit dalam siaran tertulis, Jum’at (1/4).

Baca juga : Ketua Komisi VI DPR: Kenaikan Harga Pertamax Wujud Rasa Keadilan

Menurutnya, dengan harga Rp 12.500 per liter, SPBU Pertamina masih lebih kompetitif ketimbang SPBU swasta. Diketahui, SPBU Swasta seperti Shell, BP dan Vivo telah menaikkan harga jual BBM RON 92 sejak awal tahun lalu. Sementara Pertamina, sejak 3 tahun terakhir belum sekalipun merevisi harga Pertamax.

"Kenaikan ini juga masih bersaing dan lebih murah dibandingkan dengan SPBU swasta dan harganya juga sebenarnya swasta sudah berada di angka tersebut," tuturnya. Kenaikan itu, diyakini Mamit, tidak akan memicu terjadinya migrasi dari pengguna Pertamax menjadi pengguna Pertalite.

Baca juga : Jasa Raharja Gelar Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Korban Kecelakaan

"Hal ini dikarenakan pengguna Pertamax ini segmented, golongan menengah ke atas yang paham akan pentingnya serta manfaat dari menggunakan bahan bakar dengan ron tinggi," ungkapnya. 

Dia memperkirakan, migrasi ke Pertalite hanya berkisar 20-25 persen saja. Itu pun, hanya akan terjadi di awal-awal kenaikan. "Setelah itu, akan ada perubahan kembali pola konsumsi dengan kembali menggunakan Pertamax," prediksi Mamit.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.