Dark/Light Mode

Kesadaran Masyarakat Meningkat, Pertamax Kini Jadi Simbol Kebanggaan Bagi Penggunanya

Kamis, 10 Februari 2022 13:13 WIB
SPBU. (Foto: Ist)
SPBU. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah terus berupaya memenuhi komitmen yang disepakati dalam Paris Agreement pada 2015 atau COP 21 pada Desember 2015 untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri, dan 41 persen dengan bantuan internasional pada 2030.

Salah satu bentuk upaya tersebut adalah diterbitkannya Permen LHK No 20 Tahun 2017 tentang Penerapan Bahan Bakar Standar Euro 4. Salah satu beleid dalam Permen tersebut adalah penggunaan BBM dengan minimal RON 91 dan CN 51.

Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menyebut, kebijakan ini memang belum berjalan seutuhnya. Sebab, saat ini konsumsi di Indonesia masih ada yang menggunakan Ron 88 dan Ron 90. Namun, perlahan tapi pasti penggunaan BBM Ron 92 terus mengalami peningkatan.

Hal ini bisa dilihat dari penggunaan BBM Pertamax di tahun 2021 yang mencapai 20 persen dari total konsumsi gasoline. Meningkat, dibandingkan tahun 2020 yang hanya di angka 12 persen. Artinya, kesadaran masyarakat untuk menggunakan BBM dengan Ron yang lebih tinggi sudah mulai tumbuh.

Baca juga : Pekan Depan, Bupati Langkat Diperiksa Komnas HAM Soal Kerangkeng Manusia

"Penggunaan BBM Ron tinggi saat ini sudah menjadi kebanggaan tersendiri bagi para penggunanya. Mereka akan menertawakan atau tersenyum sinis jika ada penggunaan kendaraan baik itu mobil maupun motor terutama keluaran baru masih menggunakan BBM Ron rendah. Hal ini membuktikan bahwa edukasi terkait manfaat dari BBM Ron tinggi sudah berjalan dengan cukup baik," ujar Mamit dalam keterangan tertulis, Kamis (10/2).

Mamit menyampaikan, program langit biru yang dilakukan Pertamina terbukti mendapatkan sambutan dan edukasi yang tepat serta memberikan efek positif. Bukan hanya kepada manusia, tetapi juga pada lingkungan sesuai dengan komitmen yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Kebijakan Pertamina yang sudah dua tahun ini tidak pernah menyesuaikan harga BBM Pertamax merupakan bentuk dukungan bagi program pemerintah. Apa yang dilakukan oleh Pertamina harus diapresiasi oleh semua pihak termasuk konsumen.

“Luar biasa dukungan Pertamina untuk tetap menahan harga Pertamax agar daya beli masyarakat tetap terjangkau di tengah pandemi yang kemarin melanda Indonesia. Saya secara pribadi maupun organisasi mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh Pertamina," pujinya.

Baca juga : Era Masyarakat Industri 4.0, Menkominfo Janji Perkuat Komitmen & Kolaborasi

Tapi, Mamit mengingatkan, saat ini harga minyak dunia sedang mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Jika Pertamina terus bertahan dengan kondisi saat ini, dia meyakini, perusahaan pelat merah itu akan tertekan.

"Mengingat, Pertamax merupakan BBM Umum yang tidak mendapatkan kompensasi apa-apa dari Pemerintah," imbuh Mamit.

Diterangkan Mamit, harga minyak dunia saat ini mencapai nilai tertinggi sejak Oktober 2014, yaitu di angka USD 94/barrel untuk jenis Brent dan WTI di angka USD 92.31/barrel. Harga ini bisa dipastikan akan memberikan tekanan kepada Pertamina, terutama sektor hilir.

Sebab, Pertamina tidak bisa melakukan penyesuaian harga BBM Umum mereka, yaitu Pertamax dan Pertalite sejak Februari 2020. Sementara harga minyak dunia terus mengalami kenaikan mulai Juni 2020. Pertamina, bisa mengalami kerugian yang cukup dalam.

Baca juga : KPK Telusuri Asal Uang Bupati Langkat Beli Mini Cooper Buat Anaknya

Oleh karena itu, Mamit mendorong Pertamina untuk menyesuaikan harga BBM Pertamax sesuai dengan keekonomiannya, mengingat Pertamax adalah BBM Umum.

"Saya juga meminta kepada pengguna setia Pertamax untuk tidak lari ke BBM Ron yang lebih rendah ataupun gaduh karena SPBU swasta sudah berkali-kali melakukan penyesuaian harga BBM mereka," terangnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.