Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bos LPS Pede Likuiditas Perbankan Terkendali Di Tengah Tantangan Global

Selasa, 12 April 2022 18:33 WIB
Silaturahmi Pimpinan LPS dan Perbankan. (Foto: AMA/Rakyat Merdeka)
Silaturahmi Pimpinan LPS dan Perbankan. (Foto: AMA/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) meyakini, pemulihan ekonomi yang sedang berjalan saat ini, mendorong kondisi perbankan tetap stabil alias terjaga. 

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, di tengah berbagai ketidakpastian kondisi ekonomi global, perekonomian domestik masih berada dalam tren pemulihan.

Ia merinci, beberapa tantangan global yang saat ini tengah terjadi di antaranya, konflik Rusia-Ukraina yang berdampak terhadap Indonesia lewat berbagai jalur. Seperti kenaikan komoditas meliputi kenaikan harga batu bara dan minyak. Termasuk disrupsi rantai pasok global, dan meningkatnya volatilitas di pasar keuangan global.

Sebagaimana tercermin pada indeks penjualan ritel, persepsi konsumen, dan juga penjualan semen. Meskipun beberapa indikator relatif melambat, namun aktivitas ekonomi nasional yang dilihat dari mobilitas masyarakat mengalami pemulihan, seiring penurunan jumlah kasus Covid-19.

“Meskipun pemulihan ekonomi nasional terus berlanjut, namun beberapa potensi risiko tetap perlu diwaspadai. Inflasi nasional diperkirakan akan mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan harga beberapa komoditas,” ucap Purbaya dalam Silaturahmi Pimpinan LPS dan Perbankan, Tantangan Perekonomiam Global dan Ketahanan Perbankan Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Selasa (12/4).

Baca juga : Nikita Willy Melahirkan Normal Di Rumah Sakit Bintang Hollywood

Ia menyebut, beberapa penyebab utama yang dapat mendorong kenaikan inflasi di antaranya, kenaikan PPN, kenaikan harga BBM, kenaikan harga minyak goreng di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), serta efek musiman Ramadan dan Idul Fitri. 

“Pada Maret 2022, inflasi nasional relatif terkendali sebesar 2,64 persen secara year-on-year (yoy) ke depan tingkat inflasi ini berpotensi dapat meningkat,” ucap Purbaya.

Saat ini sambungnya, perbaikan likuiditas perbankan tidak lepas dari upaya pemerintah dan segenap lembaga anggota KSSK, melalui berbagai bauran kebijakan sektor keuangan yang sinergis. 

Jika dilihat dari indikator per Maret 2022 , likuiditas tumbuh 31,75 persen yoy, sektor ekonomi sudah siap untuk pulih kembali lebih cepat dengan dorongan dari sektor finansial. 

“Salah satunya terlihat dari penyaluran kredit perbankan yang sudah tumbuh positif (per Feb 2022 kredit perbankan tumbuh sebesar 6,33 persen,” katanya.

Baca juga : Sroja Luncurkan Koleksi Scarf Perdana, Temanya Terinspirasi Dari 6 Tanaman Cantik

Ekonomi akan mampu untuk pulih lebih cepat lagi jika nanti PPKM terus dilonggarkan seiring dengan semakin terkendalinya penyebaran Covid-19 secara nasional, dan semakin meningkatnya coverage vaksinasi nasional. 

“Tentunya hal ini dapat mendorong prospek pertumbuhan ekonomi nasional untuk bisa tumbuh lebih baik dari perkiraan semula. Di mana proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2022 bisa mencapai 4,8 sampai 5,5 persen,” sebut Purbaya.

LPS mencatat, hingga Februari 2022, ketahanan perbankan tetap terjaga. Di mana total aset perbankan tumbuh 10,3 persen atau sebesar Rp 10.062 triliun, kredit juga tumbuh 6,3 persen sebesar Rp 5.762 triliun, DPK naik 11,1 persen sebesar Rp 7.384 triliun.

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank juga tumbuh 25,8 persen, rasio kredit macet (Non Performing Loan/NPL) Gross turun menjadi 3,1 persen dari periode yang sama sebesar 3,2 persen Februari 2021. Dan LDR turun di posisi 78 persen dari periode sebelumnya di level 81,5 persen pada Februari 2021.

Sementara dari sisi suku bunga penjaminan LPS terjadi penurunan. Juga suku bunga di pasar, baik suku bunga simpanan maupun suku bunga kredit / juga mengalami tren penurunan. 

Baca juga : Bali United Vs Persebaya, Juara Liga 1 Di Depan Mata

Tren penurunan TBP (Tingkat Bunga Penjaminan) LPS juga sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan bank sentral. Dalam kebijakannya, LPS terus bersinergi dengan bank sentral selaku otoritas kebijakan moneter untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. 

“Kami akan terus mencermati respon suku bunga simpanan di industri perbankan, dan melakukan evaluasi kebijakan Tingkat Bunga Penjaminan, untuk turut serta mendukung terciptanya stabilitas sistem keuangan,” pungkasnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.