Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kuatkan Kebijakan Pentahelix Di Tengah Kontroversi Agama Dan Budaya

Sabtu, 26 Februari 2022 13:37 WIB
Imam Besar Masjid Al Markas Al Islami Makassar, Sulawesi Selatan, KH Muammar Bakry (Foto: Istimewa)
Imam Besar Masjid Al Markas Al Islami Makassar, Sulawesi Selatan, KH Muammar Bakry (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Baru-baru ini, masyarakat dihebohkan dengan narasi yang mengkontradiksikan antara agama dan budaya. Imam Besar Masjid Al Markas Al Islami Makassar, Sulawesi Selatan, KH Muammar Bakry pun angkat bicara. Ia menegaskan, agama dan budaya bukanlah sesuatu yang pantas dipertentangkan.

“Seharusnya kalau kita memahami esensi dari agama, maka antara budaya dan agama tidak pantas untuk dipertentangkan,” ujar Muammar Bakry, di Makassar, Jumat (25/2).

Ia melanjutkan, agama Islam telah menganjurkan dan memerintahkan kepada umat untuk senantiasa menjaga nilai-nilai baik yang hidup di tengah masyarakat. Dalam hal ini adat istiadat yang tumbuh di tengah masayarakat. “Sehingga apapun budaya dan nilai yang tidak bertentangan dengan nilai agama, tidak perlu dipertentangkan,” tegasnya.

Dia melihat, dewasa ini pola infiltrasi kelompok radikal kian massif hingga telah menyentuh berbagai lini kehidupan. Mulai dari pemerintahan hingga lembaga pendidikan, yang kerap berusaha untuk menghilangkan nilai budaya dan kearifan lokal bangsa ini.

Baca juga : Komunikasi Keluarga Di Tengah Disrupsi Dan Pandemi

“Ini dikarenakan ideologi radikalisme menyerang pikiran, sel saraf manusia yang menghasilkan pemikiran yang membenarkan aksi-aksi ke arah manipulasi agama. Infiltrasi tersebut menjadi bagian dari upaya maksimal mereka, jihad,” terang Muammar.

Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Selatan ini menilai, perlu adanya pelibatan banyak komponen untuk menghalau laju infiltrasi kelompok radikal. Salah satunya melalui penguatan kebijakan Pentahelix yang dicanangkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

“Saya kira semua komponen harus terlibat, semua lini dari semua lapisan masyarakat harus terlibat. Kebijakan Pentahelix yang digagas BNPT ini bisa mempersempit ruang bagi pemikiran radikal ini agar tidak tumbuh subur ditengah masayarakat,” ujarnya.

Dirinya menilai, dalam penguatan kebijakan Pentahelix sekiranya juga perlu diperkuat juga dengan menumbuhkan semangat dan nilai-nilai kepada seluruh jajaran komponen dan stakeholder terkait. “Pertama, perlu ditanamkan keilmuan yang mumpuni, sehingga pemahaman itu bisa maksimal untuk nantinya disampaikan oleh stakeholder kepada masyarakat. Harus memiliki kemampuan yang baik tentang literasi agama,” terangnya.

Baca juga : 3 Gap Dalam Digital Trading Di Indonesia Dan Roadmap G20

Kedua, menumbuhkan kesadaran bahwa masyarakat Indonesia ini adalah satu yaitu sebagai bangsa Indonesia dengan segala keragaman dan kebhinekaan yang dipersatukan dengan Pancasila dan UUD 1945 serta kebudayaaan yang khas.

“Kita punya ideologi Pancasila, hidup dalam kebhinekaan, kita punya UUD 1945 dan budaya yang khas. Inilah yang harus dipahamkan dan diperkuat oleh kita semuanya,” tegas pria yang mengajar ilmu Fiqih di UIN Alauddin Makassar ini.

Di samping itu, ia juga menekankan pentingnya penanaman moderasi beragama demi memperkuat ketahanan bangsa dari ideologi transnasional yang mengancam. “Kalau pemahaman moderasi beragama kuat dan ditopang dengan nilai kebangsaan dan budaya ya tentu semakin kuatlah kita sebagai orang Indonesia,” ujar Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel ini.

Muammar meyebutkan, dua contoh peran yang dapat dilakukan sesama rekan akademisi dan juga pemuka agama untuk ikut memperkuat kebijakan Pentahelix ini.

Baca juga : Di Sini Dianggap Monster, Di Sana Digelari Pahlawan

“Berdakwah dengan baik, secara formal maupun nonformal. Menulis artikel di medsos, ini juga perlu masif. Karena jangan sampai ruang media sosial ini diisi oleh mereka yang tidak bertanggung jawab,” tuturnya.

Muammar juga menjelaskan mengenai program FKPT Sulsel yang kini secara masif terus melaksanakan penguatan kearifan lokal dalam rangka pencegahan dan penanggulangan terorisme di daerah. “Kami di FKPT Sulsel terus berupaya melakukan penguatan kearifan lokal dengan terus bersinergi bersama masyarakat dan itu tidak boleh putus,” jelasnya.

Terakhir, ia juga menyampaikan pesannya kepada seluruh lapisan masyakat untuk terus meningkatkan kesadaran kebangsaan. “Kita harus solid sebagai orang Indonesia yang beragama. Karena apapun agama kita, kita harus saling menghormati dan kembali lagi bahwa kita ini orang Indonesia,” ujarnya. [WUR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.