Dark/Light Mode

Kurangi Beban Subsidi

Peneliti BRIN: Penyesuaian Harga BBM Pilihan Tepat Saat Harga Minyak Dunia Melonjak

Sabtu, 16 April 2022 07:30 WIB
Ilustrasi. (Net)
Ilustrasi. (Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di dalam negeri saat ini menunjukkan tren peningkatan, padahal produksi minyak nasional tidak ikut naik sehingga menyebabkan beban subsidi APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) untuk biaya impor energi terus bertambah.

"Subsidi akan terus naik. Kalau tidak dikendalikan, bisa lebih parah lagi,” ujar Peneliti Ahli Utama di Pusat Riset Ekonomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr Maxensius Tri Sambodo dalam diskusi dengan media secara virtual yang dikutip di Jakarta, Jumat.

Menurutnya, penyesuaian harga BBM adalah opsi tepat saat harga minyak dunia di atas 100 dolar AS per barel, jauh melewati proyeksi ICP dalam APBN yang ditetapkan 63 dolar AS per barel.

Max mengungkapkan subsidi energi, termasuk listrik, estimasi angkanya tinggi sekali. Walaupun benefitnya bisa meredam inflasi, kemiskinan, pengangguran.

Namun ini tidak hanya dialami Indonesia yang mencoba meredam dampak global tingginya harga minyak.

Baca juga : Puan: Subsidi Upah Pekerja dan Bantuan UMKM Harus Tepat Sasaran

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperlihatkan, realisasi subsidi energi pada 2021 mencapai Rp 131,5 triliun, naik 19 persen dari target 2021 Rp 110,5 triliun.

Pemerintah menyebutkan kenaikan subsidi energi disebabkan Pemerintah berupaya menjaga daya beli masyarakat dalam pemulihan ekonomi.

Lonjakan signifikan berasal dari subsidi BBM dan LPG yakni Rp 83,7 triliun dari target awal Rp 56,9 triliun, sedangkan subsidi listrik turun jadi Rp 47,8 triliun dari target Rp 53,6 triliun.

Bila dibandingkan 2020, realisasi subsidi energi pada 2021 ini melonjak 37,4 persen. Realisasi subsidi energi pada 2020 mencapai Rp 95,7 triliun, terdiri dari subsidi BBM dan LPG Rp 47,7 triliun dan subsidi listrik Rp 48 triliun.

Tahun 2022 subsidi energi ditargetkan naik menjadi Rp 134 triliun, terdiri atas subsidi BBM dan LPG Rp 77,5 triliun dan subsidi listrik Rp 56,5 triliun.

Baca juga : Kurangi Beban Pertamina, Harga BBM Pertamax Diusulkan Naik

Jika tidak dikendalikan dengan penyesuaian harga BBM, LPG dan listrik, subsidi energi tahun ini bakal meroket seiring kenaikan harga minyak global, katanya.

Max menyatakan, di satu sisi kenaikan konsumsi BBM bisa jadi karena kesejahteraan masyarakat membaik sehingga bisa membeli kendaraan. Di sisi lain, transportasi publik masih belum bagus.

"Ini harusnya direm seperti dengan menaikkan pajak kendaraan dan menaikkan harga BBM," kata pakar ekonomi energi dan sumber daya alam lulusan Australian National University (ANU) ini.

Kenaikan konsumsi BBM yang tidak diikuti dengan kebijakan penyesuaian harga energi membuat masyarakat terus berburu BBM yang murah.

Tidak hanya di transportasi, di sektor industri juga ternyata banyak yang menyalahgunakan selisih harga.

Baca juga : Agar Subsidi Tepat Sasaran Harga Pertamax Harus Dinaikkan

Max menyarankan Pemerintah untuk memperbaiki strategi komunikasi tentang harga minyak dan dampak yang ditimbulkan, yang harus dibangun dengan berbasis pada data.

Ini penting guna memberikan informasi mengenai besarnya subsidi yang ditanggung Pemerintah dan beban badan usaha akibat kenaikan harga minyak.

"Komunikasi yang dibangun harus bisa menunjukkan setiap rupiah konsekuensi dari kenaikan harga minyak. Mudah-mudahan melalui literasi yang baik, kita bisa mengubah perilaku masyarakat. Ini subsidi sayang uangnya,” kata Max.

Dia mengungkapkan beberapa studi menunjukkan subsidi komoditas justru membuka jurang pendapatan yang makin lebar. Ada satu risiko ketimpangan yang makin besar.

Menurut Max, sayang uang dihabiskan untuk memberikan subsidi energi, sedangkan Indonesia kehabisan uang untuk membangun energi baru terbarukan. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.