Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Peneliti: Kenaikan Harga Pangan Pengaruhi Daya Beli Masyarakat
Senin, 2 Mei 2022 16:32 WIB
Sebelumnya
Pada tahun 2020, impor daging sapi Indonesia didominasi Australia (47 persen), diikuti oleh India (34,18 persen), Amerika Serikat (8,74 persen), Selandia Baru (6,46 persen), dan lainnya (3,62 persen), berdasarkan data BPS 2021.
Menurutnya, dalam jangka panjang, hal ini dapat memengaruhi konsumsi nutrisi. Masyarakat cenderung memilih makanan yang mengenyangkan dengan harga yang lebih murah, tapi belum tentu mencukupi kebutuhan nutrisi yang diperlukan tubuh.
Baca juga : Peremajaan Sawit Tak Mudah, Tantangan Terberatnya Legalitas Lahan
Dikatakan, Proses dan prosedur perdagangan perlu ditingkatkan efisiensinya sehingga tidak memakan biaya dan waktu. Selain itu, kebijakan perdagangan harus dibarengi dengan kebijakan pertanian yang fokus pada peningkatan daya saing produsen dalam negeri.
"Faktor domestik yang menyebabkan harga tinggi harus diatasi melalui kebijakan seperti peningkatan penelitian dan pengembangan, akses ke input yang lebih murah, dan perbaikan infrastruktur,” tambahnya.
Baca juga : KSP: Penjemputan Pengungsi Konflik Sampang Bukti Masyarakat Toleran
Felippa menyebut, upaya untuk meningkatkan daya saing produk pertanian sangat diperlukan untuk membuka pasar.
Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan upaya konsisten untuk menciptakan dan menjaga iklim bisnis investasi dan persaingan usaha di Indonesia.
Baca juga : HKTI Apresiasi Pemerintah Kendalikan Ketersediaan Bahan Pokok Jelang Lebaran
Iklim investasi sebaiknya tetap terbuka agar proses modernisasi dan transfer teknologi dapat berjalan optimal. Modernisasi dan transfer teknologi dapat membantu efisiensi proses produksi yang dilakukan petani.
"Proses produksi yang tidak efisien membuat produk pertanian lokal sulit bersaing dengan produk impor yang diciptakan lewat proses produksi yang efisien sehingga kualitasnya lebih baik dan harganya lebih murah," pungkasnya. [FAZ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya