Dark/Light Mode

Mandatori Biodiesel Penyeimbang Konsumsi Domestik Dan Ekspor Sawit

Kamis, 12 Mei 2022 10:43 WIB
Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Paulus Tjakrawan. (Foto: Ist)
Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Paulus Tjakrawan. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penggunaan bioenergi khususnya biodiesel mempunyai peranan strategis dalam kebijakan transisi energi fosil menuju terbarukan. Seiring dukungan kebijakan pemerintah, konsumsi biodiesel mempunyai tren positif sepanjang sepuluh tahun terakhir.  

“Produksi biodiesel mengalami pertumbuhan pesat dalam 16 tahun terakhir. Total kapasitas produksi terpasang mencapai 16,6 juta kiloliter sampai 2021,” ujar Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Paulus Tjakrawan, dalam keterangan tertulis, Kamis (12/5).

Berdasarkan data APROBI, penyaluran B30 sebanyak 8,43 juta Kiloliter pada 2020. Capaian sepanjang 2021 mencapai 8,44 juta Kiloliter. Walaupun dalam dua tahun terakhir, dikatakan Paulus, Indonesia menghadapi persoalan pandemi yang berdampak kepada aspek ekonomi dan sosial. Pada 2022, alokasi penyaluran B30 diproyeksikan sebesar 10,15 juta Kiloliter. 

Baca juga : Survei BI: Keyakinan Konsumen Terhadap Ekonomi Naik

Paulus mengatakan bahwa penggunaan minyak sawit untuk biodiesel sebesar 15 persen dari total produksi sawit nasional yang mencapai 48,09 juta ton pada 2021. Selanjutnya memasuki tahun ini, pemakaian minyak sawit untuk biodiesel diprediksi menjadi 17 persen. Sebagian besar konsumsi sawit di dalam negeri digunakan untuk kebutuhan makan terutama minyak goreng. 

Biodiesel menjadi bagian untuk mempercepat program transisi energi nasional. Pengembangan energi berbasis sawit terus berjalan seperti biohidrokarbon. Dari pengembangan biohidrokarbon dapat menghasilkan gasoline dan bahan bakar pesawat terbang berbasis sawit,” urai Paulus.

Dari aspek lingkungan, kontribusi penggunaan B30 dapat menekan emisi gas rumah kaca sebesar 22,59 juta ton CO2  sepanjang 2021. Program B30 sangat efektif bagi kebutuhan prioritas nasional untuk mengurangi emisi sekaligus mengurangi ketergantungan pada energi fosil, khususnya di sektor transportasi.

Baca juga : Hari Ini 38.400 Penumpang KA Turun Di Jakarta, Tidak Diperiksa Lagi

Pemanfaatan biodiesel juga menghemat devisa negara. Paulus mengatakan program B30 menekan pengeluaran negara sebesar 3,8 miliar dolar AS dari impor solar. Indonesia secara bertahap mengurangi impor solar semenjak program bioenergi/biodiesel dijalankan sampai saat ini B30. 

Mandatori biodiesel juga efektif meningkatkan serapan sawit domestik ketika terjadi pelemahan permintaan di pasar global. Paulus mengatakan penggunaan biodiesel membantu peningkatan kesejahteraan petani setelah adanya keseimbangan antara konsumsi domestik dan ekspor. 

Dampak positifnya adalah stabilitas harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit petani di dalam negeri. Bahkan semenjak tahun lalu hingga Maret kemarin, harga TBS petani rerata di atas Rp 3.000/kilogram.

Baca juga : Chandrika Chika, Dalang Pengeroyokan Anak Eks Wakapolri?

“Tidak benar kalau dikatakan biodiesel menguntungkan korporasi. Di lapangan, program ini juga menopang kenaikan harga buah sawit petani,” ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.