Dark/Light Mode

Kementan Dukung Pengembangan Kawasan Agroindustri Hortikultura Di Garut

Kamis, 17 Maret 2022 14:54 WIB
Para peserta bimtek petani cabe berfoto bersama usai pembekalan dan bimtek di Garut, Senin (14/3)/Ist
Para peserta bimtek petani cabe berfoto bersama usai pembekalan dan bimtek di Garut, Senin (14/3)/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Fokus Kementerian Pertanian (Kementan) meningkatkan kapasitas produksi hortikultura, yakni dengan melakukan pengembangan kawasan hortikultura di wilayah sentra.

Kabupaten Garut, Jawa Barat, terpilih menjadi salah satu lokasi pengembangan Kawasan Agroindustri Hortikultura karena memiliki potensi hortikultura yang cukup besar, khususnya untuk sayuran dan tanaman obat.

Komoditas yang dikembangkan di Kawasan Agroindustri Hortikultura Garut tahun 2022-2024, antara lain aneka cabe, kentang, dan bawang merah, dengan target luasan 1.000 ha.

Dari 42 kecamatan di Kabupaten Garut, terdapat 15 kecamatan yang menjadi sentra produksi cabe. Antara lain, yang terbesar adalah Kecamatan Pasirwangi, Cisurupan, Cikajang, Samarang, Caringin, Cigedug, Cilawu dan Banyuresmi. 

Pada tahun 2021, realisasi luas tanam cabe mencapai 10.155 ha yang terdiri dari luas tanam cabe rawit 3.157 ha, cabe besar 3.739 ha dan cabe keriting 3.259 ha dengan tingkat produktivitas 13,5 – 15 ton/ha.  

Baca juga : Resmikan Pabrik Hyundai, Jokowi Dorong Pengembangan Mobil Listrik

Dari berbagai sentra tersebut, pemasaran cabe yang berasal dari Kabupaten Garut telah dapat diserap tidak hanya pasar lokal, juga ke berbagai wilayah lain seperti Bandung, Tanah Tinggi (Tangerang), Kramat Jati (Jakarta) dan Cibitung (Bekasi).

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan, pihaknya akan berkomitmen penuh mendukung pengembangan Kawasan Agroindustri Hortikultura Garut. 

Salah satu bentuk dukungan dari Kementerian Pertanian, terutama dalam peningkatan kapasitas pengetahuan petani dan petugas sebagai ujung tombak pelaksana di tingkat lapang adalah melalui penyelenggaraan Bimbingan Teknis (Bimtek) Cabe.

“Cabe menjadi salah satu komoditas yang diminati oleh petani Garut untuk dikembangkan di Kawasan Agroindustri Hortikultura Garut. Bimtek Cabe ini bentuk dukungan dari Kementerian Pertanian dalam rangka meningkatkan kompetensi petani dan petugas di lapangan. Kami harap, para petani dan petugas lapangan dapat menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari bimtek ini,” jelas Prihasto saat ditemui di ruangannya, Senin (14/3).

Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beni Yoga Gunasantika, luas tanam cabe di Kabupaten Garut sangat tinggi, namun belum diatur pola tanamnya, sehingga pasokannya masih terganggu. 

Baca juga : Komisi IV Apresiasi Kementan Kembangkan Hortikultura & Florikultura

Melalui Bimtek Cabe ini, Beni berharap para petani di Kabupaten Garut dapat menambah pengetahuan mereka mengenai budidaya cabe.

“Diharapkan melalui bimbingan teknis ini, para petani cabai di Kabupaten Garut dapat menambah ilmu pengetahuan dan pemahamannya terkait budidaya tanaman cabe dari hulu sampai hilir, sehingga dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan,” harap Beni.

Tim Direktorat Jenderal Hortikultura dan peserta bimtek cabe melakukan kunjungan lapangan ke EPTILU, Desa Mekarsari, Kecamatan Cikajang untuk melihat cara budidaya cabe, pengolahan hingga pemasaran serta kiat-kiat membangun bisnis oleh kelompok tani. 

EPTILU adalah kelompok petani milenial yang mengembangkan pertanian hortikultura dengan mendirikan agrowisata dan kebun edukasi, di mana dalam konsepnya, EPTILU menerapkan sistem closed loop, yakni semua pihak terlibat langsung mendampingi petani mulai dari proses produksi. 

Pada kunjungan ini, dilaksanakan juga praktik langsung uji pH tanah yang dipandu oleh Ketua Asosiasi Agribisnis Cabe Indonesia (AACI), Abdul Hamid.

Baca juga : Telkom Dukung Pengembangan Kualitas SDM DigiCampus

“Pengukuran PH tanah sangat penting karena banyak masalah berasal dari tanah. Tanah yang sehat akan berdampak baik untuk tanaman,” ujar Hamid.

Riza Fahreza, petani milenial di Kabupaten Garut menyambut baik program yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian Kabupaten Garut ini. 

“Kami dari petani milenial siap mendukung program pengembangan kawasan agribisnis ini. Mohon arahan dan bimbingan agar kami di lapangan bisa bekerja dan membantu serta merealisasikan apa yang telah dirancang dan dirintis pemerintah,” ujar Riza. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.