Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kinerja Industri Manufaktur Terganggu Urusan Koordinasi Antarinstansi
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi Damai di MK, Jumat Besok
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Penyakit Mulut Dan Kuku Menyebar Di 16 Provinsi
Perketat Pengawasan Impor Hewan Ternak!
Minggu, 12 Juni 2022 07:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Banyaknya hewan ternak yang terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), membuat Perum Bulog memastikan daging kerbau beku impor dari India dalam kondisi sehat, dan layak dikonsumsi.
Untuk itu, Bulog melakukan uji PCR (Polymerase Chain Reaction) di Pusat Veteriner Farma - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Hasilnya dinyatakan bebas PMK.
Pengamat pertanian yang juga Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santoso mengatakan, langkah yang dilakukan Bulog sudah tepat. Pasalnya, PMK ini tak hanya menjangkiti hewan ternak pada sapi saja.
Baca juga : Ayotani.id Dan Solusi Qurban, Pastikan Hewan Ternak Bebas PMK
“PMK ini bisa menular dengan cepat di antara hewan ternak. Bisa saja ke sapi, kerbau, domba dan hewan lain. Sudah sewajarnya Bulog melakukan langkah tes atau pemeriksaan,” ujar Dwi kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Wabah PMK diduga berasal dari daging impor, seperti sapi dan ternak lain yang didatangkan dari negara-negara yang masih ada wabah PMK. Seperti India dan Brazil.
“Kemungkinan potensi masuknya wabah PMK ini, memang dari hewan ternak yang diimpor. Karena, Indonesia sebenarnya sudah dinyatakan bebas PMK sejak tahun 1990,” katanya.
Baca juga : DKI Perketat Pemasukan Hewan Kurban Ke Ibu Kota
Lantaran penularan ini terjadi dengan cepat, kata Dwi, kini semakin banyak ternak yang ditemukan terpapar PMK. Kasusnya tak hanya ditemukan di Jawa Timur dan Aceh saja, juga menyebar ke banyak daerah lain.
Dia menilai, penanganan wabah PMK ini harus cepat diatasi. Sebab, ini sangat berdampak negatif bagi para peternak. Khususnya yang berskala kecil.
“Bayangkan, peternak yang cuma punya satu atau dua ekor ternak, lalu kena wabah ini. Tentu sangat berdampak bagi mereka. Sudah harga jualnya terganggu, produktivitasnya juga menurun,” ucapnya.
Baca juga : Penjual Hewan Kurban Wajib Kantongi Izin
Untuk itu, dia berharap, Pemerintah memberi perhatian khusus pada para peternak. Baik itu berupa pemberian bantuan pemeriksaan kesehatan hewan, maupun dalam bentuk ganti rugi jika terkena PMK.
“Pemberian kompensasi atau ganti rugi perlu juga dilakukan. Khususnya, pada peternak yang kecil-kecil. Karena mereka mengalami penurunan pendapatan,” katanya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya