Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

1 Dolar Rp15 Ribu, Sri Mulyani Nggak Panik

Kamis, 7 Juli 2022 07:30 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Ist)
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dampak perang Rusia-Ukraina terhadap ekonomi makin terasa. Sepekan terakhir, nilai tukar rupiah terus melorot. Dalam perdagangan kemarin, 1 dolar AS dihargai Rp 15 ribu. Meski rupiah terus melemah, Menteri Keuangan, Sri Mulyani nggak panik. Alasannya, fundamental ekonomi Indonesia masih kuat.

Nilai tukar rupiah mulai melemah sejak pekan lalu. Hanya saja, rupiah masih bisa bertahan di level Rp 14.800 per dolar AS. Awal pekan lalu, rupiah mulai goyah dan turun hingga Rp 14.900. Dalam perdagangan kemarin, rupiah resmi jatuh ke level Rp 15.015 per dolar AS. Ini untuk pertama kalinya rupiah tembus ke level 15 ribu sejak Mei 2020. 

Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Edi Susianto mengatakan, pemicu utama pelemahan rupiah ini datang dari pasar keuangan global, terutama AS. Pelaku pasar khawatir ekonomi AS mengalami perlambatan atau bahkan masuk ke kondisi resesi.

Baca juga : Ekonomi Masih Aman Kan?

Data ekonomi AS saat ini memang mendukung kekhawatiran tersebut. Sementara ancaman inflasi terus menghantui di banyak negara. Kata dia, pelaku pasar pun ramai memindahkan modal ke tempat aman yaitu dolar AS. 

Meski rupiah melemah, Edi mengatakan, posisi rupiah masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang Thailand, Malaysia, Filipina, India, dan Korea Selatan. Kata dia, BI akan selalu berada di pasar, memastikan rupiah bergerak stabil. Ada beragam intervensi yang bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Meskipun hingga saat ini kebutuhan valuta asing sudah dipenuhi oleh eksportir.

"BI memastikan ada di pasar melalui triple intervention agar mekanisme pasar dapat bekerja dengan baik melalui menjaga keseimbangan supply demand valas di market," kata Edi, dalam keterangan tertulis, kemarin. 

Baca juga : Kelola Rp 14,03 T, Bank Mandiri Puncaki Pangsa Pasar Sindikasi

Menteri Keuangan, Sri Mulyani juga tak panik menghadapi pelemahan rupiah yang sudah tembus Rp 15 ribu per dolar AS. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu sudah memprediksi rupiah akan melemah karena gejolak ekonomi global mulai dari lonjakan inflasi hingga krisis keuangan. Meski begitu, Sri Mul pede menghadapi gejolak ekonomi dunia lantaran fundamental ekonomi cukup baik. 

"Situasi dunia sekarang memang masih akan sangat dinamis. Namun, kita kan Indonesia dari sisi neraca pembayaran, transaksi berjalannya cukup baik," kata Sri Mul.

Menurutnya, dalam waktu dekat aliran modal asing keluar (outflow) masih akan terus terjadi. Pelaku pasar akan mencari tempat yang dirasa paling aman dan menguntungkan untuk menyimpan dananya. Kondisi inilah yang akan terus dikelola oleh pemerintah dan BI.

Baca juga : Saham Asia Hijau, Rupiah Ikutan Cerah Pagi Ini

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira memprediksi, pelemahan rupiah akan terus berlanjut mengingat ekonomi global masih bergejolak. Kata dia, dengan kondisi global saat ini, rupiah berisiko melemah hingga ke Rp 15.500- Rp 16.000 per dolar AS.

"Tekanan akan terus berlanjut dan tergantung dari respon kebijakan moneter," kata Bhima, saat dikontak, tadi malam.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.