Dark/Light Mode

Dolar Tembus Rp 15 Ribu

Ekonomi Masih Aman Kan?

Selasa, 5 Juli 2022 06:50 WIB
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah. (Foto : Istimewa).
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Efek krisis ekonomi global mulai merembet ke sini. Nilai tukar rupiah terus melemah setiap harinya. Kemarin, sudah mendekati angka Rp 15 ribu per dolar. Jika rupiah terus anjlok, apakah ekonomi kita masih aman?

Pada penutupan perdagangan kemarin sore, posisi rupiah sudah berada di level Rp 14.971 per dolar AS. Angka tersebut turun 29 poin atau 0,19 persen dari sebelumnya. Sementara, berdasarkan kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp 14.960 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi memprediksi, rupiah hari ini dibuka pada rentang Rp 14.960-15.020 per dolar AS. Pelemahan ini terjadi akibat pasar terus menyoroti tingginya inflasi global yang berdampak terhadap inflasi di Indonesia.

Baca juga : 10 Ribu Tambahan Kuota Haji Hangus

Tingginya inflasi Juni membuat pemerintah harus mulai menyiapkan strategi untuk menahannya sampai akhir tahun. Pertama, pemerintah harus mewaspadai pergerakan harga-harga komoditas global, seperti gandum dan minyak bumi yang terdampak oleh kondisi geopolitik di Eropa.

Kedua, kata dia, pemerintah juga harus memikirkan dan membuat roadmap ketahanan pangan, terutama bahan makanan yang selama ini sering kali menjadi penyebab utama inflasi.

“Masalah kedelai, jagung, cabe rawit, bawang merah, bawah putih, telur ayam, daging ayam, merupakan contoh dari masalah rutin dan selalu berulang karena mismanajemen, mulai dari sektor hulu sampai hilir,” ujarnya.

Baca juga : Polarisasi Akan Menguat?

Ketiga, pemerintah melakukan perbaikan komprehensif lintas sektoral dari sektor hulu yang berada di Kementerian Pertanian, sampai sektor hilir yang berada di Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. Hal Ini tidak bisa dilakukan secara instan, perlu waktu yang lebih lama, tapi bisa dilakukan. Hanya perlu political will dari pemerintah.

Tingginya inflasi tersebut bisa memberikan ketidakpastian dan mengganggu potensi pertumbuhan ekonomi. Karena itu, pemerintah harus meningkatkan kewaspadaan dari kemungkinan kenaikan inflasi hingga akhir 2022.

Dia menambahkan, tantangan terbesar yang dihadapi perekonomian Indonesia adalah potensi terjadinya stagflasi. Yaitu, kenaikan inflasi di tengah kondisi pertumbuhan ekonomi yang stagnan atau bahkan kontraksi.

Baca juga : Tembus Rp 14.840, Rupiah Makin Babak Belur

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Sugiyono Madelan memprediksi, rupiah akan terus melemah selama perekonomian yang masih tergantung luar negeri belum diatasi pemerintah. Seperti pangan impor. Alhasil, untuk membayar biaya impor diperlukan lebih banyak menggunakan dolar AS.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.