Dark/Light Mode

1 Dolar Rp15 Ribu, Sri Mulyani Nggak Panik

Kamis, 7 Juli 2022 07:30 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Ist)
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Ist)

 Sebelumnya 
Ia berharap, pemerintah dan BI memberikan perhatian dalam pelemahan rupiah ini. Pasalnya, dampaknya dapat memicu ekses negatif ke perekonomian. Kata dia, rupiah yang melemah dapat memicu kenaikan biaya impor, terutama pangan. Ujungnya bisa melemahkan daya beli masyarakat. Menurut dia, sejauh ini peningkatan biaya impor masih belum dirasakan konsumen. 

Senada disampaikan ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah. Menurut dia, pelemahan rupiah ini akan memberikan dampak pada ekonomi nasional, seperti menurunkan masuknya investasi asing, hingga menekan pertumbuhan ekonomi.

Baca juga : Ekonomi Masih Aman Kan?

"Pelemahan rupiah juga meningkatkan potensi inflasi di Indonesia. Inflasi Indonesia bisa meningkat lebih besar dan memangkas daya beli masyarakat. Ujungnya menahan konsumsi dan pertumbuhan ekonomi," terangnya.

Kekhawatiran ekonom ini memang beralasan. Bank Dunia memproyeksi, jika harga pangan dan energi terus melonjak, jumlah orang miskin di Indonesia akan bertambah 435 ribu. Proyeksi itu tertuang dalam laporan Bank Dunia bertajuk Indonesia Economic Prospects (IEP) yang dirilis Juni 2022 lalu.

Baca juga : Kelola Rp 14,03 T, Bank Mandiri Puncaki Pangsa Pasar Sindikasi

Menurut Bank Dunia, kenaikan harga pangan dan energi secara bersamaan akan mengerek tingkat kemiskinan 0,2 persen dalam skenario ekstrim. Bank Dunia juga memprediksi daya beli masyarakat Indonesia merosot 0,6 persen di tengah lonjakan harga pangan dan energi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.