Dark/Light Mode

Proyek Jambaran-Tiung Biru Capai Kinerja Progresif di Q2 2019

Sabtu, 13 Juli 2019 14:23 WIB
Foto: Humas Pertamina
Foto: Humas Pertamina

RM.id  Rakyat Merdeka - Melewati kuartal ke-2 tahun 2019, proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran-Tiung Biru yang dikelola PT Pertamina EP Cepu (PEPC) menunjukkan kinerja yang progresif dari aspek konstruksi, drilling, maupun skema project financing.

Direktur PEPC Jamsaton Nababan mengatakan, progres konstruksi Gas Processing Facilities (GPF) telah melampaui target progres di angka 25 persen, atau lebih cepat 1 persen dari target 24 persen di Q2 2019.

“Percepatan progres konstruksi ini merupakan bentuk komitmen PEPC l, untuk selalu progresif dalam rangka mengoptimalkan produksi cadangan migas nasional,” jelas Direktur Utama PEPC, Jamsaton Nababan.

“Saat ini, pengerjaan proyek masih on schedule. Kami harapkan, progress konstruksi GPF akan bertambah maju sesuai dengan S-Curve yang telah disepakati, antara PEPC dengan konsorsium RJJ selaku pelaksana pekerjaan,” ungkap Jamsaton.

Lebih lanjut, Jamsaton menyatakan bahwa percepatan konstruksi GPF merupakan bagian krusial dari manajemen proyek.

Baca juga : Bupati Tatu Apresiasi Kinerja Polri

GPF adalah fasilitas yang berfungsi memproduksi gas dari Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru, dengan produksi rata-rata raw gas sebesar 315 MMSCFD, dan target gas onstream / komersil pada 2021 dengan sales gas sebesar 192 MMSCFD.

GPF yang akan dibangun menggunakan teknologi, dan dirancang guna mendapatkan kehandalan operasi dan ramah lingkungan, untuk berproduksi selama 25 tahun. Selain konstruksi, di tahun ini PEPC telah melakukan milestones dalam pengerjaan pengeboran.

“Untuk mendukung target produksi onstream JTB di tahun 2021, PEPC akan melakukan pengeboran 6 buah sumur secara bertahap. Di antaranya, empat sumur yang terletak di Wellpad Jambaran East dan 2 di Wellpad Jambaran Central. Tahapan drilling ditargetkan selesai di Q1 Tahun 2021 untuk mendukung target onstream GPF di Q2 Tahun 2021,” ujar Jamsaton Nababan, Direktur Utama PEPC.

Saat ini, PEPC tengah melakukan kegiatan rig move yang akan dilanjutkan dengan inspeksi kelengkapan peralatan rig, dan memastikan bahwa semua peralatan yang dibutuhkan untuk kesiapan pengeboran telah tersedia.

Selain itu, PEPC telah menunjukkan performa dan komitmennya untuk mengawal kelancaran proses drilling proyek Jambaran-Tiung Biru.

Baca juga : Waskita Karya Raup Kontrak Baru Rp 7,2 T Per Mei 2019

“Fokus kami adalah mengejar dan mempercepat key indicators dalam mengoptimalkan skedul pengeboran sebelum tajak sumur tahun ini,” jelas Jamsaton.

Dari aspek HSSE, PEPC memastikan seluruh operasionalnya dilaksanakan dengan prudent dan sesuai kaidah operational excellence, berwawasan lingkungan dengan menerapkan standar tinggi terhadap aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL). Per bulan Juni tahun 2019 ini, Total Recordable Injury Rate (TRIR) berada jauh di bawah toleransi, “0” , dan selama tahun 2019 telah tercapai 2,2 juta jam kerja aman untuk proyek JTB.

Tak hanya progres konstruksi dan drilling, dalam skema project financing PEPC telah berhasil menuntaskan Financial Close untuk pendanaan Proyek JTB yang melibatkan delapan international lenders dan empat national lenders dengan nilai pendanaan sebesar 1,85 miliar dolar AS.

 “Ini merupakan project financing pertama di lingkungan Anak Perusahaan Hulu Pertamina, di mana PEPC memiliki misi mengelola sektor hulu migas, sekaligus meningkatkan keekonomian proyek dan memaksimalkan nilai bagi pemegang saham,” tandas Jamsaton.

Hal tersebut mengukuhkan peran PEPC sebagai pengelola aset hulu Pertamina yang dikelola dengan standar kelas dunia, dan cukup bankable di mata institusi keuangan insternasional.

Baca juga : Perangi Narkoba, Kinerja Polres Jakbar Jempolan

Proyek Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang dikelola oleh PEPC merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), dan telah ditetapkan oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP).

Proyek dengan kapasitas produksi sales gas sebesar 192 MMSCFD itu nantinya akan dialirkan melalui Pipa transmisi Gresik-Semarang. Dengan cadangan gas JTB sebesar 2,5 triliun kaki kubik (TCF), JTB diharapkan dapat memberikan multiplier effect, khususnya untuk mengatasi defisit pasokan gas di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.