Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Lembaga Keuangan Internasional Puji Ekonomi Indonesia

Pemerintah Diingatkan Tak Terlena Sanjungan

Minggu, 24 Juli 2022 07:30 WIB
Bank Dunia. (Foto: Istimewa).
Bank Dunia. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga keuangan internasional, mulai dari Dana Moneter Internasional (IMF) hingga Bank Dunia (World Bank), memuji stabilitas perekonomian Indonesia tetap terjaga di tengah gejolak ekonomi global. Kendati begitu, pujian ini diharapkan tidak membuat kita terlena. Apalagi kasus harian Covid-19 kembali naik.

Bank Pembangunan Asia (ADB) memproyeksikan per­tumbuhan ekonomi Indonesia naik menjadi 5,2 persen, dari proyeksi sebelumnya di angka 5 persen pada April 2022.

Tahun ini, perekonomian In­donesian juga diramal tumbuh positif dan semakin meningkat pada 2023.

Kondisi tersebut seiring suk­sesnya strategi dan kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah menekan pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Dan menjaga pemulihan ekonomi nasional di tengah gejolak global akibat perang Rusia-Ukraina.

Baca juga : Kebut Pemulihan UMKM Dan Ekonomi Nasional, Pemerintah Dongkrak Plafon KUR

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, masih terlalu dini jika perekonomian Indone­sia disebut sudah stabil dan akan semakin baik ke depannya, di tengah masih tingginya ketidak­pastian perekonomian global.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai kuar­tal-II masih dipengaruhi pening­katan harga komoditas, seperti batu bara dan minyak mentah. Namun ini penuh ketidakpastian dan berpotensi makin turun di semester II tahun ini.

“Kondisi ini pastinya akan mem­pengaruhi perekonomian Indone­sia ke depan,” kata Bhima kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Kondisi tersebut, lanjut dia, diperparah dengan peningka­tan kasus Covid-19 dalam be­berapa pekan terakhir, yang membuat Pemerintah kembali mengetatkan aktivitas kegiatan masyarakat.

Baca juga : Kilang Pertamina Internasional RU Sei Pakning Berhasil Ekspor Dan Lifting Perdana LSFO

Dia mencontohkan, Pemerintah telah menjadikan vaksin booster sebagai syarat masuk mall dan perjalanan dalam negeri.

Dengan persyaratan ini, mo­bilitas masyarakat yang tadinya mulai normal kembali dihambat dengan pengetatan berbagai aturan. Hal ini turut berimbas terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini.

Belum lagi siklus belanja Pemerintah yang masih ditumpuk, dan akhirnya mempengaruhi realisasi anggaran sampai akhir tahun.

“Kondisi ini jadi penghambat pemulihan ekonomi sampai akhir tahun,” ujarnya.

Baca juga : Masjid Harus Jadi Pangkal Kesejahteraan, Bukan Cuma Tempat Ibadah

Karenanya, Bhima mengingatkan Pemerintah jangan terlena dengan sanjungan-san­jungan lembaga keuangan inter­nasional ini. Saat ini, Pemerintah harus mewaspadai kenaikan inflasi yang akan terjadi di paruh kedua tahun ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.