Dark/Light Mode

Lembaga Keuangan Internasional Puji Ekonomi Indonesia

Pemerintah Diingatkan Tak Terlena Sanjungan

Minggu, 24 Juli 2022 07:30 WIB
Bank Dunia. (Foto: Istimewa).
Bank Dunia. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Pasalnya, saat ini juga masih ada 11,5 juta orang tenaga kerja yang terdampak pandemi. Agar perekonomian semakin baik, ini harus ditekan dulu.

Dengan begitu, jumlah masyarakat miskin dan rentan miskin juga bisa berkurang. Ekonomi pun akan tumbuh tinggi,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Koor­dinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kondisi ekonomi Indonesia yang relatif baik terlihat dari inflasi yang hanya sekitar 4,2 persen. Dan ekonomi kuartal I-2022 yang mampu tumbuh 5,01 persen.

Situasi lainnya, ekonomi In­donesia jika dibanding negara lain masih sangat baik. Debt to Gross Domestic Product (GDP) ratio Indonesia masih sekitar 42 persen. Sementara beberapa negara telah mencapai 100 persen.

Baca juga : Kebut Pemulihan UMKM Dan Ekonomi Nasional, Pemerintah Dongkrak Plafon KUR

Kemudian, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih sekitar 4 persen, neraca perdagangan 26 bulan positif terus, dan Indonesia pu­nya cadangan devisa sebesar 135 miliar dolar AS.

Mantan Menteri Perindustrian itu juga menjelaskan, situasi per­ekonomian Indonesia yang relatif baik, membuat potensi resesi lebih kecil jika dibandingkan negara lain. Yaitu sekitar 3 persen.

Meski demikian, Pemerin­tah berharap lembaga-lembaga keuangan internasional akan ter­us mendukung dan memberikan narasi positif terhadap perekono­mian Indonesia. Terutama dalam menghadapi krisis global.

“Kita sangat mengkhawatir­kan dengan kondisi inflasi yang naik di berbagai negara. Tingkat suku bunga akan masuk rezim baru, yaitu kenaikan tingkat suku bunga global. Tentu sangat berpengaruh terhadap investasi yang sangat dibutuhkan oleh Indonesia,” kata Airlangga.

Baca juga : Kilang Pertamina Internasional RU Sei Pakning Berhasil Ekspor Dan Lifting Perdana LSFO

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan, Pemerintah menyadari bahwa kinerja perekonomian yang tetap kin­clong, terjadi saat dunia sedang dihadapkan pada berbagai risiko global.

Di antaranya berupa risiko krisis pangan dan energi, tekanan inflasi, dan penurunan kinerja ekonomi China. Karenanya, Pe­merintah terus mengantisipasi dan menyiapkan mitigasi risiko ini, salah satunya dengan APBN.

“Pemerintah akan terus meng­gunakan APBN sebagai instru­men sentral dalam upaya mitigasi berbagai risiko, agar dampaknya tidak sampai ke masyarakat,” kata Febrio dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (19/7).

Menurutnya, salah satu miti­gasi yang dilakukan Pemerintah yaitu melalui kebijakan subsidi dan perlindungan sosial untuk masyarakat miskin dan rentan miskin.

Baca juga : Masjid Harus Jadi Pangkal Kesejahteraan, Bukan Cuma Tempat Ibadah

Selain itu, penguatan belanja prioritas, seperti pendidikan, kesehatan dan infrastruktur, juga terus dilakukan untuk penguatan produktivitas dan peningkatan kapasitas produksi perekono­mian nasional.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.