Dark/Light Mode

Dialog B20-G20

Transisi Energi Harus Berkeadilan Dan Inklusif

Kamis, 1 September 2022 10:49 WIB
Dialog B20 Indonesia Energy, Sustainability and Climate Task Force (ESC TF). (Foto: Ist)
Dialog B20 Indonesia Energy, Sustainability and Climate Task Force (ESC TF). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - B20 Indonesia Energy, Sustainability and Climate Task Force (ESC TF) sukses mengadakan Dialog B20-G20 yang melaporkan dan mendiskusikan secara strategis seputar rekomendasi kebijakan yang dapat ditindaklanjuti dan dikembangkan oleh para pemangku kepentingan, di Nusa Dua, Bali, Selasa lalu.

Dialog ini berlatar belakang mengenai ketergantungan dunia pada energi, terutama yang bersumber dari bahan bakar fosil yang menimbulkan pemanasan global yang berakibat pada perubahan iklim. Menurut United States Environmental Protection Agency (EPA), suhu Bumi yang naik menyebabkan gelombang panas lebih sering terjadi dan bertahan lebih lama. Gelombang ini dapat menyebabkan bencana dan penyakit, seperti kram dan stroke panas, hingga kematian.

Chair of ESC TF, Nicke Widyawati saat pidato pembukaannya mengatakan saat ini task force yang dikomandoinya fokus pada transisi energi berkelanjutan, keamanan energi dan kerja sama global antara negara maju dan berkembang. Transisi energi, lanjut Nicke, menjadi agenda semua negara dan harus didukung demi tujuan memenuhi target tujuan pembangunan berkelanjutan.

Baca juga : Di G20, Menteri Aly Bahas Pendidikan Dan Ekonomi Global

“Transisi energi tentunya akan mengubah segala hal yang selama ini sudah mapan, mulai dari penggunaan teknologi berbasis bahan bakar fosil, pasar dan produk keuangan yang harus diarahkan pada green financing, rantai pasok ekonomi dan energi hijau, model bisnis terbaru, tata kelola yang berkelanjutan hingga pertimbangan ekonomi politik negara dan kawasan,” kata Nicke yang juga Dirut PT Pertamina

B20 ESC TF, lanjut Nicke, telah merumuskan tiga rekomendasi yang akan dibahas sebagai tema prioritas yakni “Mempercepat Transisi ke Penggunaan Energi Berkelanjutan”, “Memastikan Transisi yang Adil dan Terjangkau” dan “Kerjasama Global untuk Meningkatkan Aksesibilitas Energi.” Ia berharap, melalui Presidensi B20-G20, Indonesia bisa mengajak semua pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dan secara etik serta moral bisa memastikan dunia berhasil memenuhi target pembangunan berkelanjutan yang inklusif dan berkeadilan.

Transisi Energi Penuh Tantangan

Baca juga : PUPR Dorong Infrastruktur Perkotaan Berkelanjutan Atasi Perubahan Iklim

Sementara itu, Chair of B20 Indonesia, Shinta Kamdani mengatakan, mengapresiasi forum dialog keenam antar B20-G20 demi menuju pertumbuhan yang inklusif dan kolaboratif. Untuk mencapai itu semua, kata Shinta, perlu ada transisi yang pastinya penuh tantangan dan tidak mudah. Untuk itu, B20 ESC TF merekomendasikan sejumlah kebijakan dan tindakan yang harus diambil dalam fase transisi energi ini.

Chair of B20 Indonesia, Shinta Kamdani.

Selama rentang waktu 2000-2019, biaya sosial dan ekonomi yang dikeluarkan oleh seluruh negara di dunia ini sangat besar terkait emisi gas rumah kaca yang muncul akibat penggunaan bahan bakar fosil. Kita sudah kehilangan ratusan miliar dolar AS akibat emisi karbon selama periode itu. “Untuk itu, B20 Indonesia mencoba memberikan jalan keluar dan jembatan penghubung untuk menghindari dampak lebih besar dari perubahan iklim yang mengakibatkan bencana global, termasuk soal kolaborasi pembiayaan mitigasi perubahan iklim,” kata Shinta.

B20 Indonesia mendorong enam legacy yang dirancang bukan sebagai one-time initiative, namun sebagai inisiatif yang terus berjalan bahkan setelah berakhirnya Presidensi G20 Indonesia. Dalam transisi energi, ada dua Legacy Programs yang disiapkan, yakni Carbon Center of Excellence dan Global Blended Finance Alliance.

Baca juga : Polisi Gelar Rekonstruksi Kasus Brigadir J Selasa Pekan Depan

Carbon Center of Excellence akan membantu dan memandu dunia usaha dalam memahami perdagangan karbon melalui hub pengetahuan serta practice sharing center. Sementara Global Blended Finance Alliance merupakan platform organisasi multilateral yang akan membantu dalam persoalan inovasi pembiayaan dalam infrastruktur hijau, keamanan energi, akses dan efisiensi energi, inovasi teknologi bersih demi mencapai SDGs dan mitigasi dampak perubahan iklim,” kata Shinta.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.