Dark/Light Mode

Sedikit Yang Pilih Angkutan Umum

Tarif Naik, Pelanggan Ojol Banyak Yang Tak Berpaling

Minggu, 11 September 2022 19:18 WIB
Ilustrasi ojek online (Foto: Khairizal Anwar/RM)
Ilustrasi ojek online (Foto: Khairizal Anwar/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kenaikan tarif ojek online (ojol) yang berlaku 10 September 2022, ternyata tidak terlalu mempengaruhi keputusan masyarakat, yang sehari-harinya tergantung pada ojol.

Terbukti, hasil riset Polling Institute bertajuk Kenaikan Tarif Ojek Online di Mata Pengguna dan Pengemudi yang dirilis pada hari ini menyebut, sebanyak 29,1 persen pengguna ojol tetap memilih moda transportasi yang sama. 

Mayoritas kelompok ini diwakili oleh kaum perempuan, berusia 31 tahun ke atas, dengan tingkat pendapatan yang semakin tinggi.

Terkait hal ini, Direktur Eksekutif Polling Institute, Kennedy Muslim mengatakan, ada dua opsi yang dipilih pengguna ojol.

Baca juga : Makelar Anggaran Akhirnya Rasakan `Jumat Keramat`

Pertama, tetap memanfaatkan ojol. Kedua, beralih menggunakan sepeda motor pribadi.

"Opsi tetap menggunakan ojol sebagaimana biasanya, mencatat angka tertinggi: 29,1 persen. Ini menunjukkan tingginya tingkat ketergantungan masyarakat urban, terhadap transportasi ojek online," kata Kennedy, dalam keterangannya, Minggu (11/9).

Sementara keputusan menggunakan sepeda motor pribadi, dipilih oleh 26,6 persen responden. Kombinasi ojol dan motor pribadi (14 persen), menggunakan angkutan umum (5,3 persen).

"Jumlah yang beralih ke angkutan umum, masih sangat kecil. Rata-rata di bawah enam persen," ungkap Kennedy.

Baca juga : BPS: Inflasi Juli 0,64 Persen, Paling Banyak Disumbang Cabe Merah

Dia menjelaskan, kenaikan harga BBM kemungkinan akan menjadi faktor peredam pergeseran para pengguna ojol ke moda transportasi lain. Terutama, kendaraan pribadi.

Kenaikan harga BBM pada kisaran yang kurang lebih sama, sekitar Rp 2.000 per liter, harga per liter BBM subsidi menjadi setara dengan harga rata-rata tarif minimum ojol.

"Ini akan menjadi pertimbangan serius bagi pengguna, terutama kelompok-kelompok yang cenderung tetap menggunakan ojol. Meski ada kenaikan tarif," terang Kennedy.

Survei yang dilakukan dalam periode 16-24 Agustus 2022 ini melibatkan 1.030 responden berusia 17 tahun ke atas, atau sudah menikah. Serta merupakan pengguna ojol yang pernah bepergian minimal satu hari dalam seminggu terakhir. Atau mitra driver ojol berbasis aplikasi. 

Baca juga : Semester I, Realisasi Anggaran Perlindungan Sosial Capai Rp 188,2 Triliun

Populasi ini dipilih secara random (multistage random sampling), dan tersebar secara proporsional di 31 kabupaten/kota. Kemudian dilakukan oversample sebanyak 190 responden, pada kelompok pengguna rutin ojol. Sehingga, total sample yang dianalisis berjumlah 1.220 responden.

Dengan margin of error 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (dengan asumsi simple random sampling). ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.