Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kinerja Pelindo Makin Moncer Pasca Merger

Rabu, 14 September 2022 07:30 WIB
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono. (Foto: dok. Kementerian BUMN).
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono. (Foto: dok. Kementerian BUMN).

RM.id  Rakyat Merdeka - Merger dilakukan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo I, II, III, dan IV, berdampak positif. Kinerja perusahaan pelat merah itu semakin moncer baik di bidang keuangan maupun pelayanan.

Pengamat Ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, Pemerintah melakukan merger Pelindo bertujuan untuk merombak total sistem logistik di Indonesia.

“Tentunya dengan merger diharapkan bisa meningkatkan kualitas pelayanan, serta inovasi. Sehingga mampu menciptakan efisiensi, terutama pada sistem logistik Tanah Air,” kata Bhima kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Kinerja Solid, Saham BNI Raih Respons Positif Para Investor

Di momen menuju pemulihan ekonomi saat ini, lanjut Bhima, kinerja ekspor ke negara-negara yang pemulihan cepat terlihat mengalami kenaikan. Seperti ekspor ke sebagian besar negara di Eropa dan ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), China, dan Amerika Serikat (AS).

Untuk itu, konsolidasi ini bisa menciptakan efisiensi dalam sistem pelabuhan Indonesia, terutama dalam sistem operasional.

“Sebelumnya kita tahu, Pelindo yang selama ini terbagi menjadi I, II, III dan IV berdasarkan teritorial, menyebabkan pelayanan dan standarisasinya berbeda. Tentunya ini kurang efektif dan efisien,” ucap Bhima.

Baca juga : Literasi Rendah, Main Sosmed Yang Tinggi

Secara keseluruhan, lanjut peraih Master in Finance dari University of Bradford, Inggris ini, dengan adanya merger atau konsolidasi, akan membuat sistem pelabuhan terintegrasi secara holistik. Mulai dari peti kemas hingga logistik secara satu kesatuan. Terlebih lagi, ada pertukaran pengembangan inovasi atau riset terkait inovasi pelayanan yang segera bisa diterapkan lebih cepat antar pelabuhan.

“Ada satu lagi benefit lain yang diharapkan dari merger ini. Yakni, terkait biaya logistik Indonesia yang masih mahal, jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya,” ungkapnya.

Menurut Bhima, tingginya biaya logistik, masih menjadi salah satu pertimbangan perusahaan atau investasi masuk ke suatu negara.

Baca juga : Kinerja Moncer, Laba Bank DKI Kuartal Dua Meroket 30,64%

Karena itu, ia menyampaikan, agar penyelesaian permasalahan biaya logistik dilihat secara komprehensif. Mulai dari barang keluar dari pabrik hingga sampai ke negara tujuan, atau tidak berhenti di pelabuhan ekspor di Indonesia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.