Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS

RM.id Rakyat Merdeka - Merger dilakukan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo I, II, III, dan IV, berdampak positif. Kinerja perusahaan pelat merah itu semakin moncer baik di bidang keuangan maupun pelayanan.
Pengamat Ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, Pemerintah melakukan merger Pelindo bertujuan untuk merombak total sistem logistik di Indonesia.
“Tentunya dengan merger diharapkan bisa meningkatkan kualitas pelayanan, serta inovasi. Sehingga mampu menciptakan efisiensi, terutama pada sistem logistik Tanah Air,” kata Bhima kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Berita Terkait : Kinerja Solid, Saham BNI Raih Respons Positif Para Investor
Di momen menuju pemulihan ekonomi saat ini, lanjut Bhima, kinerja ekspor ke negara-negara yang pemulihan cepat terlihat mengalami kenaikan. Seperti ekspor ke sebagian besar negara di Eropa dan ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), China, dan Amerika Serikat (AS).
Untuk itu, konsolidasi ini bisa menciptakan efisiensi dalam sistem pelabuhan Indonesia, terutama dalam sistem operasional.
“Sebelumnya kita tahu, Pelindo yang selama ini terbagi menjadi I, II, III dan IV berdasarkan teritorial, menyebabkan pelayanan dan standarisasinya berbeda. Tentunya ini kurang efektif dan efisien,” ucap Bhima.
Berita Terkait : Literasi Rendah, Main Sosmed Yang Tinggi
Secara keseluruhan, lanjut peraih Master in Finance dari University of Bradford, Inggris ini, dengan adanya merger atau konsolidasi, akan membuat sistem pelabuhan terintegrasi secara holistik. Mulai dari peti kemas hingga logistik secara satu kesatuan. Terlebih lagi, ada pertukaran pengembangan inovasi atau riset terkait inovasi pelayanan yang segera bisa diterapkan lebih cepat antar pelabuhan.
“Ada satu lagi benefit lain yang diharapkan dari merger ini. Yakni, terkait biaya logistik Indonesia yang masih mahal, jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya,” ungkapnya.
Menurut Bhima, tingginya biaya logistik, masih menjadi salah satu pertimbangan perusahaan atau investasi masuk ke suatu negara.
Berita Terkait : Kinerja Moncer, Laba Bank DKI Kuartal Dua Meroket 30,64%
Karena itu, ia menyampaikan, agar penyelesaian permasalahan biaya logistik dilihat secara komprehensif. Mulai dari barang keluar dari pabrik hingga sampai ke negara tujuan, atau tidak berhenti di pelabuhan ekspor di Indonesia.
Selanjutnya
Tags :
Berita Lainnya