Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kinerja Pelindo Makin Moncer Pasca Merger

Rabu, 14 September 2022 07:30 WIB
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono. (Foto: dok. Kementerian BUMN).
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono. (Foto: dok. Kementerian BUMN).

 Sebelumnya 
Artinya, sambung dia, tidak hanya memperhatikan pelabuhan saja, tapi kualitas infrastruktur jalan dan moda transportasinya. Juga kepastian barang tracing, tracking, dan komponen lainnya.

“Termasuk customs atau kepabeanan, mengingat selama ini banyak masalah terkait lamanya proses Bea Cukai,” pungkas Bhima.

Untuk diketahui, Pelindo melakukan merger pada Oktober 2021. Sebelumnya, Wakil Direktur Utama Pelindo Hambra menyampaikan, merger berdampak positif terhadap keuangan negara yang dihitung dalam bentuk dividen, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), konsesi dan pajak penghasilan.

Konsesi melonjak 13 persen, PPh (Pajak Penghasilan) bertambah 22 persen, PPN (Pajak Pertambahan Nilai) meningkat 33 persen dan PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) naik 23 persen.

Baca juga : Kinerja Solid, Saham BNI Raih Respons Positif Para Investor

“Penggabungan Pelindo mempermudah koordinasi pengelolaan pelabuhan di seluruh Indonesia,” ucap Hambra dalam keterangan resminya yang dikutip, Jumat (9/9).

Menurut Hambra, pembentukan perusahaan holding seperti Pelindo, juga diikuti dengan pembagian struktur holding. Serta perannya pada setiap entitas anak atau cucu perusahaan.

“Setiap struktur holding memiliki fungsi khusus dan karakteristik berbeda berdasarkan tingkat keterlibatan, diversifikasi usaha, dan sinergi usaha,” ujarnya.

Direktur Utama Pelindo II, Arif Suhartono pernah mengatakan, sebelum merger Pelindo I, II, III, IV selama ini punya kapabilitas yang berbeda-beda, baik dari sisi keuangan, pengalaman, dan sumber daya manusia.

Baca juga : Literasi Rendah, Main Sosmed Yang Tinggi

Akibat dari perbedaan itu, kinerja operasi dan pelayanan yang tidak punya standar sama di masing-masing pelabuhan. Padahal, menurutnya, jika ingin turut berkontribusi dalam memangkas biaya logistik, maka kinerja dan pelayanan di setiap pelabuhan harus sama baik. Hal tersebut mengingat logistik berkaitan erat dengan jaringan.

“Kalau kita bicara logistik, khususnya maritim, itu bicara network. Artinya, pelayanan yang baik tidak hanya di satu pelabuhan. Kita bicara network, bicara koridor, maka pelabuhan yang baik harus di semua tempat,” jelas Arif belum lama ini.

Dengan merger yang sudah berjalan setahun, pelayanan pelabuhan kini memiliki standarisasi dari Sabang sampai Merauke. Kemudian, dengan adanya standar yang setara, maka berdampak pada peningkatan kepuasan pelanggan. Karena ada efisiensi dan menekan biaya logistik nasional.

Saat ini, biaya logistik mencapai 23 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Jika dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura, Malaysia, bahkan Vietnam, Indonesia masih kalah bersaing.

Baca juga : Kinerja Moncer, Laba Bank DKI Kuartal Dua Meroket 30,64%

Tidak hanya itu, merger Pelindo membuka kesempatan perusahaan untuk go global.

Mengingat integrasi ini akan meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia dengan total throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs (twenty foot equivalent units).

“Standardisasi operasional dan komersial merupakan implementasi dari transformasi pelabuhan kelas dunia,” tukas Arif di Jakarta, Sabtu (11/6). ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.