Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Upaya Holding PTPN III Genjot Kapasitas Produk Diapresiasi Wamen BUMN

Rabu, 21 September 2022 14:12 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Upaya Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) untuk meningkatkan kapasitas produksi makin dimaksimalkan.

Bersama Perum Perhutani, PTPN III baru saja meluncurkan sejumlah bibit dan produk unggul perkebunan dan perhutanan hasil riset dari Indonesia Plantation & Forestry Research Institute (IP-FRI).

Langkah tersebut mendapat apresiasi dari Kementerian BUMN. Wakil Menteri BUMN I Pahala N Mansury dalam sambutannya mengatakan, produk unggulan yang diluncurkan mesti mampu menutupi berbagai kebutuhan pangan dan industri yang masih impor. Seperti, meningkatkan produksi gula, kelapa sawit, kayu dan pendukung lainnya.

"Tantangan food security dan energy security yang bisa menjadi solusi ke depannya harapannya di Perhutani dan PTPN Grup," kata Pahala Mansury, di Jakarta, Rabu (21/9).

Adapun hasil riset yang dikeluarkan antara lain lima varietas tebu yang bisa meningkatkan kapasitas produksi. Varietas tebu tersebut akan digunakan oleh PTPN dalam program revitalisasi gula di perusahaan holding perkebunan tersebut.

Baca juga : Islam Mengapresiasi Perbedaan

Pahala menyebutkan pentingnya peningkatan kapasitas produksi tebu untuk memproduksi gula guna memenuhi kebutuhan nasional. Diungkapkannya, saat ini Indonesia masih impor gula sebanyak 4 juta ton per tahun untuk konsumsi dan industri.

"Saat ini kita impor cukup besar, 4 juta ton per tahun. Padahal kita bisa produksi gula konsumsi, diharapkan lima tahun mendatang Indonesia swasembada gula konsumsi, dan sebagian kebutuhan industri dapat dipenuhi," paparnya.

Ia juga mengingatkan, produksi gula tersebut ke depannya juga bisa dimanfaatkan untuk produksi etanol sebagai campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) layaknya biodiesel.

Secara bertahap, kata dia, Indonesia akan menerapkan kebijakan kandungan 5 persen etanol (E5) pada bensin hingga 10 persen etanol (E10) ke depannya.

Hal itu merupakan jawaban untuk tantangan ancaman krisis pangan, sekaligus krisis energi. Sementara produk unggulan yang diluncurkan PTPN III bersama Perhutani.

Baca juga : Lewat TASPENPreneur, TASPEN Genjot Produktivitas UMKM

Yakni, dua produk pupuk bernama Glow Green dan Biosilac, serta tiga bahan tanaman bernama Kakao Varietas ICCRI 09, Klon Jati, dan Klon Kayu Putih.

Pupuk Glow Green, Biosilac, dan bahan tanaman Kakao Varietas ICCRI 09, merupakan hasil pengembangan dan riset yang dilakukan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). Sementara, Klon Jati, dan Klon Kayu Putih, adalah produk hasil riset Perum Perhutani.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, mengatakan, saat ini beberapa tantangan yang harus dihadapi sektor perkebunan dan kehutanan.

Yakni mahalnya harga pupuk, perubahan cuaca dan iklim yang tidak menentu akibat dari climate change. Ditambah produktivitas beberapa komoditas perkebunan dan kehutanan yang masih rendah.

“Oleh karenanya, peran dari research institute menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya tahan, sekaligus daya saing dari sebuah korporasi,” ujarnya.

Baca juga : Upacara Di Gunung Ciremai, Menteri Siti Sampaikan Pesan Presiden

Di tahun ini, kata Abdul Ghani, IPFRI telah menghasilkan tiga inovasi unggulan, yakni Pupuk Anorganik Glow Green, Pupuk Hara Mikro BioSilica dan Bahan tanam yaitu Klon Kakao ICCRI 09, Klon Unggul Jati dan Klon Unggul Kayu Putih.

Abdul Ghani menjelaskan, pupuk Anorganik Glow Green dapat menghemat pemakaian pupuk konvensional dan meningkatkan hasil panen. Hal tersebut, dapat menjawab tantangan harga pupuk yang mahal, serta produktivitas tanaman yang rendah.

“Untuk mitigasi terjadinya climate change, pupuk hara mikro BioSilAc secara fisiologis dapat mengefisienkan penggunaan air pada tanaman hingga 30 persen sampai 50 persen, sehingga tanaman lebih tahan cekaman kekeringan,” beber Abdul Gani. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.