Dark/Light Mode

Tantangan Energi Butuh Solusi Multi Dimensi

Rabu, 21 September 2022 15:01 WIB
President IPA-Irtiza Sayyed, Ketua Komisi 7 DPR RI-Sugeng Suparwoto, Menteri ESDM-Arifin Tasrief, Wakil Menteri Ketenagakerjaan-Afiransyah Noor, Ketua ADPMEt dan Gubernur Jabar- Ridwan Kamil,  Kepala SKK Migas- Dwi Soetjipto, Direktur Jendral Minyak dan Gas, Kementerian ESDM-Tutuka Ariadji. (Foto: Ist)
President IPA-Irtiza Sayyed, Ketua Komisi 7 DPR RI-Sugeng Suparwoto, Menteri ESDM-Arifin Tasrief, Wakil Menteri Ketenagakerjaan-Afiransyah Noor, Ketua ADPMEt dan Gubernur Jabar- Ridwan Kamil, Kepala SKK Migas- Dwi Soetjipto, Direktur Jendral Minyak dan Gas, Kementerian ESDM-Tutuka Ariadji. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Permintaan energi primer global akan terus tumbuh seiring meningkatnya kebutuhan energi karena jumlah penduduk yang terus bertambah dan adanya pertumbuhan ekonomi. Namun, di sisi lain, anggota G20 dan negara-negara di dunia telah menetapkan target pencapaian net zero emission (NZE) sejalan dengan adanya Perjanjian Paris.

Komitmen Indonesia untuk mencapai target NZE terus digaungkan, salah satunya melalui transisi energi. Bahkan transisi energi menjadi salah satu topik utama yang akan dibahas dalam KTT G 20 November mendatang di Bali. Dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC), Indonesia menargetkan penurunan emisi hingga 29 persen dengan upaya sendiri atau hingga 41 persen dengan bantuan Internasional.

Namun demikian, berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), konsumsi minyak Indonesia akan meningkat sebesar 139 persen, dan konsumsi gas akan meningkat hampir 300 persen. Selain itu, diproyeksikan juga bahwa penduduk Indonesia akan meningkat lebih dari 23 persen menjadi hampir 350 juta dalam 30 tahun mendatang. 

Baca juga : PBNU Bahas Visi Agama Sebagai Solusi Global Di R20

Dengan kondisi demikian, industri migas Indonesia saat ini tengah menghadapi dua tantangan, yaitu memenuhi kebutuhan energi Indonesia dan mengurangi dampak emisi karbon. Menghadapi dua tantangan energi tersebut, dibutuhkan solusi multi dimensi.

“Melihat situasi ini, tantangan energi Indonesia membutuhkan solusi multi-dimensi. Percepatan transisi energi Indonesia membutuhkan upaya bersama,” ujar Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA), Irtiza H.  Sayyed, pada Upacara Pembukaan Pameran dan Konvensi IPA ke-46 dengan tema “Addressing the Dual Challenge: Meeting Indonesia’s Energy Needs While Mitigating Risks of Climate Change”, di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (21/9).

Menurut Irtiza, dalam 10-20 tahun ke depan, industri hulu migas perlu mengembangkan dan menggali potensi migas Indonesia mengingat tingginya kebutuhan energi yang ada. “Upaya ini akan memenuhi dua kebutuhan sekaligus, yaitu: meningkatkan penerimaan negara dan memenuhi kebutuhan energi untuk pertumbuhan Indonesia,” ujarnya.

Baca juga : Transformasi Digital Butuh Kolaborasi Pemerintah Dan Swasta

Selain mendorong peningkatan produksi migas, lanjut dia, industri migas saat ini juga tengah fokus untuk menurunkan emisi karbon. Dalam kegiatan operasional dan produksinya, perusahaan migas terus mengembangkan berbagai teknologi yang dapat mengurangi emisi karbon dan menghasilkan energi yang lebih bersih.

Salah satu teknologi yang paling menjanjikan untuk mencapai emisi yang lebih rendah adalah Carbon Capture and Storage (CCS). Penerapan teknologi rendah karbon ini bertujuan untuk mengurangi emisi guna mencapai emisi nol netto pada 2050 atau lebih cepat. Namun, dukungan kebijakan diperlukan untuk mendorong investasi.

“Dalam kasus teknologi seperti CCS, investasi yang dibutuhkan sangat besar, dan penerapan pada skala industri merupakan komitmen jangka panjang. Untuk meyakinkan bisnis jangka panjang terhadap investasi semacam itu, para pemangku kepentingan berharap bahwa kebijakan pemerintah akan mendukung teknologi yang mereka bantu besarkan,” Irtiza menambahkan.

Baca juga : Hary Tanoe Gelar Pertemuan Dengan Airlangga Dan Susi, Ini Yang Dibahas

Menurut dia, transisi ke energi berkelanjutan memerlukan kerjasama yang erat antar pemangku kepentingan, baik dari pelaku industri dan juga pemerintah. “Kita memainkan peran yang menentukan dalam mendukung transisi energi sambil memenuhi permintaan energi yang tengah melonjak, Selain itu, dibutuhkan upaya yang luar biasa dan kolektif untuk mencapai energi yang berkelanjutan dan andal. Jadi, mari bersama-sama menyusun skenario untuk masa depan yang lebih rendah karbon,” ujar dia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.