Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Eksklusif Dengan Direktur Utama BRI

Sunarso: Selamatkan UMKM Berarti Pulihkan Ekonomi Indonesia

Rabu, 28 September 2022 07:41 WIB
Direktur Utama BRI Sunarso (kiri) bersama Direktur Utama Rakyat Merdeka/CEO RM Group Kiki Iswara Darmayana (Foto: Kartika Sari/RM)
Direktur Utama BRI Sunarso (kiri) bersama Direktur Utama Rakyat Merdeka/CEO RM Group Kiki Iswara Darmayana (Foto: Kartika Sari/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gempuran Covid-19 rupanya jadi pelecut semangat Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk berlari makin kencang. Transformasi bisnis bisa dijalankan lebih cepat dan berhasil membuat BRI berdiri tegak, makin kokoh.

BRI juga berhasil menyelamatkan usaha kecil dan menengah yang selama ini telah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Sebanyak 99 persen pelaku usaha di tanah air adalah UMKM. Sehingga, menyelamatkan UMKM berarti memulihkan kembali perekonomian Indonesia.

Semester I di tahun ini, laba BRI lompat 98,38 persen year on year atau sebesar Rp 24,88 triliun. Tahun lalu, BRI memperoleh laba bersih Rp 32,22 triliun. Dan dicatat sebagai prestasi luar biasa. Karena laba sebesar itu berarti setara dengan 25 persen total laba seluruh BUMN.

Tingginya perhatian, kontribusi nyata, dan keberpihakan BRI terhadap usaha kecil dan menengah, terbukti mampu menguatkan tulang punggung perekonomian rakyat di masa pandemi Covid. Upaya penyelamatan usaha kecil yang dilakukan BRI, telah memastikan roda ekonomi tetap berputar dan lapangan kerja tetap terbuka di saat-saat Indonesia dilanda krisis.

Karena capaian dan prestasi tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso dianugerahi Rakyat Merdeka Award 2022 untuk Indonesia Pulih & Bangkit sebagai Tokoh Pembiayaan dan Pemberdayaan UMKM. Penghargaan itu, diterima Sunarso malam ini, di Jakarta.

Tim Rakyat Merdeka mewawancarai Sunarso di kantornya, Senin (26/09/2022). Direktur Utama Rakyat Merdeka/CEO RM Group Kiki Iswara Darmayana diajak Sunarso ke ruang kerjanya di Lantai 21, Gedung BRI di Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. Sebelum ngobrol, Sunarso memperlihatkan alat musik tradisional Jawa, yaitu satu set gamelan. Pria kelahiran tahun 1963 itu, rupanya piawai memainkannya. Menabuh gendang dengan laras slendro, lalu menyanyikan tembang Lir Ilir. Tim Rakyat Merdeka yang mendengarkan terkesima. Tidak menyangka, Dirut BRI bisa nembang semerdu itu. Kontras dengan penampilannya yang sporty. Keren sekali, mengenakan kemeja putih dibalut stelan jas dan celana jeans.

Baca juga : Siap Hadirkan Digitalisasi Kelas Dunia Di IKN

Kepada Rakyat Merdeka, Sunarso menceritakan strategi dan program bank yang dipimpinnya, sehingga lolos dan mampu bertahan di tengah pusaran krisis yang berat, dua setengah tahun terakhir.

Di awal krisis kesehatan datang, Sunarso bilang, BRI menetapkan fokusnya pada people first. Mengutamakan penyelamatan dan keselamatan manusia. “Siapa? Yang pertama, tentu semua pegawai BRI dan keluarganya. Yang kedua,  penyelamatan nasabahnya,” ujar Master Administrasi Bisnis dari UI itu.

Bagaimana cara BRI melakukan penyelamatan? Kata Sunaro, pihaknya aktif turun ke lapangan melalui program vaksinasi, sosialisasi protokol kesehatan, dan memberikan bantuan sosial.

Setelah people first, BRI meneguhkan semangat untuk tetap tumbuh, dengan konsep business follow stimulus. Strategi utamanya menggenjot pertumbuhan kredit. Dan itu berhasil dilakukan. Angkanya sampai akhir Juni 2022 mencapai Rp1.104 triliun. Segmen mikro tumbuh 15,07 persen, dan kredit consumer 5,27 persen.

Strategi berikutnya yaitu meningkatkan porsi dana murah atau current account saving account (CASA), sehingga mendorong efisiensi biaya dana. Dan memurahkan biaya proses bisnis melalui digitalisasi.

Sunarso mengatakan, transformasi BRI sebetulnya telah dimulai sejak sebelum pandemi. Namanya program BRIvolution 1.0. Saat itu, dia masih menjabat sebagai Wakil Dirut. “Ketika itu, BRI ingin jadi the most valuable bank in south east Asia. Juga ingin menjadi home of the best talent. Transformasi pertama ini terfokus pada digital dan culture,” katanya.

Baca juga : Yakin Masuk Top 10 Bank Syariah Dunia 

Dari jabatan Wadirut BRI, Sunarso sempat dipromosikan menjadi Direktur Utama Pegadaian. Namun 14 bulan kemudian, dia kembali ditugaskan ke BRI. Dan di kursi puncak BRI, Sunarso kemudian melanjutkan program BRIvolution-nya.

“BRIvolution 2.0, targetnya menjadi the most valuable banking group in south east Asia, Champions of Financial Inclusion. Ini bukan kebetulan. Sukses memang harus direncanakan dan dirancang. Karena transformasi itu sebetulnya mengantisipasi dan merespons challenges yang berupa strategic risk," beber Sunarso.

Saat men-drive BRIvolution 2.0 inilah, datang musibah pandemi. Yang mengharuskan kerja tanpa interaksi fisik. Pandemi telah memaksa BRI bertransformasi lebih cepat. Sehingga, kita tetap bisa beraktivitas, menggerakan roda perekonomian. “Transformasi digital, adalah jawaban yang memungkinkan kita tetap bekerja tanpa ketemu muka,” katanya.

Fokus UMKM
Sunarso mengatakan, di saat pandemi, banyak usaha kecil dan menengah yang babak belur. Padahal mereka adalah tulang punggung perekonomian rakyat. Karenanya, BRI memberikan perhatian penuh pada sektor ini. Pihaknya langsung sigap bergerak, ikut menyelamatkan usaha kategori ini.

Bagaimana caranya? BRI melakukan restrukturisasi kredit terhadap lebih dari 3 juta nasabah UKM, yaitu mencapai Rp 256 triliun. “Dari angka itu, yang tersisa tinggal Rp 129 triliun. Dan yang tidak bisa diselamatkan, sekitar Rp 10 triliun. Penghapusan bukunya pun, sudah kita cadangkan,” terang Sunarso.

“Bisa saya katakan, penyelamatan terhadap UMKM itu sukses dan berhasil. Itulah yang membuat UMKM kita cepat pulih dan makin tangguh,” katanya.

Baca juga : Obati Perusahaan Sekarat Jadi Sehat 

Restrukturisasi ini, kata Sunarso, tak perlu membuat publik khawatir akan kondisi BRI. Pemerintah sebagai pemegang saham, juga jangan khawatir. Rasio pencadangan BRI terhadap marginal product of labor (MPL) telah mencapai dua kali lipat, tepatnya 266 persen.

"Lewat people first, kami menyelamatkan nasabahnya. Kami juga menyelamatkan bisnisnya, melalui restrukturisasi berdasarkan ketentuan OJK," ucap Sunarso.

Ketidakpastian Global
Krisis kesehatan belum sepenuhnya pulih. Kini dunia dihadapkan pada krisis geopolitik yang kemungkinan dampaknya lebih besar lagi. Menurut Sunarso, respon Pemerintah mempersiapkan ini sudah cukup baik. Salah satu indikatornya adalah laju inflasi yang terkendali. Di samping itu, ada pengalihan subsidi kepada yang lebih berhak, dan tingkat kepercayaan masyarakat saat ini kepada pemerintah masih cukup tinggi.

"Situasi eksternal global memang sangat mengkhawatirkan. Tapi, kita harus optimis. Kita juga harus tetap hati-hati. Meski BRI dan UMKM bisa dibilang jauh dari episentrum global, tapi kita harus membentengi, agar gejolak itu tidak berimbas pada UMKM,” tegas Sunarso.

Lantas, apa impian terbesar Sunarso yang ingin diwujudkan untuk BRI? Dia tersenyum. Lalu mengutip sebuah hadist. “Bahwa sesungguhnya manusia itu merugi, jika hari ini masih sama dengan kemarin. Dan hari esok masih sama dengan hari ini,” katanya.

Karenanya, dia punya mimpi besar, ingin menjadikan BRI lebih baik dibanding kemarin. “Kelak, jika saya tinggalkan, BRI bisa lebih baik dari hari ini," papar pria kelahiran Pasuruan, 7 November 1963.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.