Dewan Pers

Dark/Light Mode

Raih Penghargaan Di Ajang RM Award

Bos BCA Bongkar Rahasia Hadapi Pandemi Covid-19

Senin, 3 Oktober 2022 07:30 WIB
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja saat menerima penghargaan di RM Award di Hotel Indonesia Kempinski, Rabu malam (28/9). (Foto: Putu Wahyu Rama/RM).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja saat menerima penghargaan di RM Award di Hotel Indonesia Kempinski, Rabu malam (28/9). (Foto: Putu Wahyu Rama/RM).

 Sebelumnya 
“Secara keseluruhan, BCA telah mendistribusikan lebih dari 380 ribu dosis vaksin Covid-19, baik untuk karyawan dan keluarga maupun masyarakat umum,” cerita sosok yang pernah jadi tukang jual kaset video ini.

Soal penghargaan yang diterimanya, ia berterima kasih kepada Rakyat Merdeka. Ia mengaku tak menyangka bisa terpilih. Karena sebagai media dengan jargon The Political News Leader, atau media yang concern dengan isu-isu politik, Rakyat Merdeka berada di sisi terjauh dari industri keuangan.

“Tetapi bukan terpisah sama sekali dari dunia perbankan. Namun justru karena posisi demikian, saya menjadi tersanjung, karena Rakyat Merdeka memposisikan diri dalam kaca mata seorang rakyat, yang memandang apa adanya, tanpa sungkan, dan orisinal. Ini merupakan penghargaan yang luar biasa,” tuturnya.

Ia mengaku, penghargaan tersebut dedikasikan untuk keluarga besar emiten berkode saham BBCA tersebut, yang ada di seluruh Indonesia.

Berita Terkait : Sektor Pertanian Tangguh Hadapi Pandemi Covid-19

Mereka menyebutnya dengan #OneBCA. Sinergi #OneBCA ini, kata Jahja, memotivasi dirinya untuk senantiasa berkolaborasi dengan berbagai pihak dan menghadirkan terobosan nyata, demi menciptakan excellene service untuk nasabah di Tanah Air.

Tak lupa sosok yang sempat bercita-cita menjadi dokter gigi ini menyoroti krisis geopolitik global, hingga tsunami inflasi di beberapa negara.

Bahkan, ada yang menyebutnya tidak lagi pada taraf inflasi, tapi sudah memasuki stagflasi.

Di tengah tantangan berat itu, Jahja masih melihat harapan. Karena ekonomi Indonesia saat ini tumbuh di level 5 persen. Keyakinannya itu diperkuat oleh proyeksi lembaga-lembaga ekonomi internasional, bahwa ekonomi Indonesia tahun ini masih cukup tangguh, meskipun ada gejolak ekonomi global.

Berita Terkait : Cuma WHO Yang Berhak Cabut Status Pandemi Covid-19

Menurutnya, kondisi itu tidak terlepas dari kebijakan terkait harga energi, subsidi, suku bunga dan langkah-langkah prudent Pemerintah dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Serta tidak terjebak dalam dinamika gejolak ekonomi global.

Pada dasarnya, sambung Jahja, Indonesia memiliki kekuatan ekonomi yang nyata. Salah satunya ditopang oleh konsumsi dalam negeri dan penguasaan terhadap komoditas penting global.

“Itu menjadi modal yang kuat bagi Indonesia untuk dapat melewati tantangan ekonomi global,” paparnya.

Ia berharap, tren bagus ini terus dijaga dan perbankan memiliki peran penting dalam menyediakan modal yang cukup bagi pelaku usaha.

Berita Terkait : BSI Sabet 2 Penghargaan Di Ajang Islamic Finance Summit 2022

“Ini penting untuk menjaga dan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri, agar konsisten sesuai dengan tren saat ini,” tutup Jahja. ■