Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Cara Fujifilm Ciptakan Kenyamanan Karyawan Dalam Bekerja

Jumat, 30 September 2022 19:03 WIB
Keceriaan karyawan Fujifilm Indonesia (FFID) di saat merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2022. (Foto: Dok. FFID)
Keceriaan karyawan Fujifilm Indonesia (FFID) di saat merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2022. (Foto: Dok. FFID)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kemampuan beradaptasi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam berbagai macam keadaan. Untuk dapat beradaptasi, lumrahnya, sikap pertama yang harus dimiliki adalah dengan mempunyai sikap terbuka. Terbuka untuk menerima masukan, terbuka dalam melihat peluang, terbuka menerima perubahan. Keterbukaan inilah yang telah membantu Fujifilm mengarungi zaman yang menghadirkan perubahan teknologi yang signifikan. 

Selain terbuka, Fujifilm juga menjunjung tinggi sikap adil dan tidak memihak. Nilai-nilai inilah yang menjadi budaya di Fujifilm. Budaya ini menjadi energi positif bagi setiap karyawan yang berada di perusahaan. Karena tidak dapat dipungkiri, budaya perusahaan yang positif dapat mempengaruhi produktivitas dan kinerja karyawan.

Sikap terbuka itu langsung ditunjukkan pimpinan perusahaan, yaitu Presiden Direktur Fujifilm Indonesia (FFID) Masato Yamamoto. Masato memiliki langkah-langkah pendekatan tersendiri pada seluruh karyawan di Fujifilm Indonesia. Hal ini ia lakukan untuk meminimalisir gap yang ada akibat perbedaan budaya ataupun jabatan.

Baca juga : Suasana Semarak Berkat Selembar Foto Instan

Salah satu langkah konkret yang ia lakukan adalah dengan selalu membiarkan pintu ruangannya terbuka. Dengan pendekatan ini, hierarki di atas kertas hanya tertulis sebagai formalitas.

Contoh lain keterbukaan di Fujifilm Indonesia adalah di saat pandemi Covid-19 melanda. Langkah-langkah efisiensi diambil jajaran manajemen Fujifilm dapat mudah dijalani dan diterima seluruh karyawan. Caranya adalah dengan memaparkan kondisi dan situasi perusahaan secara terbuka dan kemudian memberikan pilihan solusi untuk kepentingan bersama. Tak ada keputusan krusial yang ditutupi pihak manajemen.

"Transparansi inilah yang menjaga Fujifilm Indonesia terhindar dari konflik internal, baik vertikal maupun horizontal," tutur GM Finance & Accounting Fujifilm Indonesia Rochadian Maulana, seperti keterangan yang diterima redaksi, Senin (3/10).

Baca juga : Akademi Perindo Ciptakan Caleg Dan Calon Eksekutif Hebat

Sikap keterbukaan yang ditunjukkan Masato menjadi contoh bagi para jajaran manajemen dan karyawan, yang kemudian menjadi sebuah kultur perusahaan yang sehat. 

Metode Kerja Fokus pada Problem Solving
Untuk terus dapat berinovasi, Fujifilm Indonesia memiliki metode kerja berbasis See, Think, Plan, and Do (STPD). STPD diciptakan Fujifilm pada 2005, merupakan sebuah inovasi yang berfokus pada problem solving. STPD merujuk pada cara kerja karyawan berprestasi yang mampu mengatasi sejumlah persoalan saat itu. Secara jangka panjang, tujuan dalam menggunakan metode kerja ini agar meningkatkan produktivitas, omzet, dan profit perusahaan.

"STPD digunakan sebagai tool untuk problem solving," kata GM Corporate Affairs Fujifilm Indonesia Rudy Handojo. Penggunaannya diterapkan dalam pekerjaan harian para karyawan. Misal, ada karyawan yang tidak mencapai target, karyawan tersebut tidak akan langsung dihakimi atasan. Dengan adanya metode STPD, karyawan tersebut akan diajak berdialog untuk mencari solusi bersama. Dengan pendekatan metode kerja seperti ini, karyawan menjadi lebih terbuka tentang permasalahan-permasalahan yang dihadapi, tanpa harus merasa khawatir akan diberikan sangsi. 

Baca juga : Kehadiran Bunda Literasi Tingkatkan Kecakapan Hidup Masyarakat

Relasi Antar Karyawan
Selain kemudahan-kemudahan dalam bekerja yang diberikan Fujifilm Indonesia, perusahaan juga mementingkan relasi antar karyawan. Dengan mulai terkendalinya Covid-19, Fujifilm Indonesia berencana menggelar Funesday dan Lunch with President Director. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memupuk kembali hubungan sesama karyawan Fujifilm Indonesia.

Funesday adalah kegiatan minum teh atau kopi bersama yang digelar di Kantor Fujifilm Indonesia. Kegiatan ini bukan dilakukan di ruang meeting, ataupun pantry kantor, tetapi sebuah area yang dinamakan Green Corner, tempat berkumpul para karyawan Fujifilm Indonesia. 

Selain Funesday, keunikan lain di Fujifilm Indonesia adalah kegiatan Lunch with President Director Fujifilm Indonesia, Masato Yamamoto. Kegiatan ini dibalut rasa kekeluargaan penuh simpati dan empati. Simpati untuk saling mengenal lebih dalam. Empati untuk mendengar keluh kesah guna dicarikan solusi bersama. Kegiatan ini pun jauh dari kesan formal. Sehingga karyawan dapat dengan mudah berinteraksi dengan Masato.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.