Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Peneliti CIPS: Serapan Beras Bulog Terhalang Besaran Harga Pokok Penjualan

Kamis, 6 Oktober 2022 23:12 WIB
Ilustrasi. (Dok. Antara)
Ilustrasi. (Dok. Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kurang bersaingnya besaran Harga Pokok Penjualan (HPP) dinilai menjadi salah satu penyebab tidak maksimalnya serapan beras Bulog.

“Bulog sebaiknya tidak bergantung pada HPP dalam menyerap beras. Upaya peningkatan daya saing petani, seperti adopsi teknologi dan modernisasi pertanian lewat investasi perlu ditingkatkan untuk memastikan gabah yang dihasilkan berkualitas baik,” jelas Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi.

Peningkatan daya saing petani juga dapat memunculkan efisiensi dalam produksi beras dan menekan terbuangnya hasil panen pascaproduksi. Azizah menyebut, pemerintah perlu mengevaluasi besaran HPP dengan melihat realitanya, apakah besaran masih sesuai dengan keadaan.

Baca juga : Menteri Siti: Generasi Muda Kunci Sukses Pengendalian Iklim

Selama ini kata dia, HPP selalu lebih rendah daripada harga yang ditentukan oleh tengkulak. Salah satu yang juga perlu diperhatikan adalah kurang efisiennya proses produksi sehingga harga beras domestik mahal.

Namun, dalam jangka panjang, lemahnya penyerapan beras Bulog ini lagi-lagi berpotensi terjadi karena harga di tahun mendatang pasti akan berbeda dan perlu pembaruan berkala.

“Ada faktor-faktor yang mengakibatkan adanya perubahan harga seperti inflasi, biaya transportasi, dan perubahan margin keuntungan petani yang meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi dunia juga menyebabkan kenaikan harga gas yang berdampak pada harga pupuk, belum lagi harga bahan bakar yang juga meningkat” tambahnya.

Baca juga : Elektabilitasnya Naik Terus, Puan Berpeluang Besar Jadi Capres

Harga pembelian beras oleh Bulog kini berada di Rp 8.800 per kilogram. Sementara itu, data Food Monitor CIPS menunjukkan harga beras kualitas medium di Indonesia sendiri sudah sejak lama konsisten lebih tinggi daripada harga beras internasional.

Harga domestik stabil sepanjang tahun 2021, berkisar antara Rp 11.450 hingga Rp 11.650 (dolar AS 0,84) per kilogram. Meski demikian, harga grosir beras kualitas menengah lebih tinggi dari rata-rata harga internasional sebesar 89,74 persen.

Kehadiran pelaku swasta dalam penyerapan beras dapat menjadi momentum bagi pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan terkait penyerapan beras.

Baca juga : Pengamat: Kepemimpinan Politik Airlangga Beri Ruang Lebih Besar Untuk Anak Muda

Menurutnya, kehadiran swasta dapat memunculkan kompetisi yang akan mendorong adanya perbaikan kualitas.

Penguasaan teknologi oleh pihak swasta seharusnya bisa mengingatkan akan urgensi investasi pada sektor pertanian, terutama pada komoditas-komoditas pokok.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.