Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mau Tembus Rp 15.400, Rupiah Makin Merana Pagi Ini

Rabu, 12 Oktober 2022 09:37 WIB
Rupiah dan dolar AS. (Foto: Ist)
Rupiah dan dolar AS. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rupiah kembali merah pagi ini. Rupiah dibuka pada level Rp 15.372 per dolar AS atau melemah 0,1 persen dibandingkan posisi sebelumnya Rp 15.350.

Tidak hanya mata uang Garuda. Mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak di zona merah. Baht Thailand melemah 0,13 persen, yuan China minus 0,1 persen, dan yen Jepang minus 0,26 persen.

Baca juga : Ada Ancaman Resesi Global, Rupiah Babak Belur

Dolar Singapura dan peso Filipina juga melemah. Masing-masing 0,13 persen dan 0,14 persen. Sedangkan, won Korea Selatan menguat 0,13 persen serta rupee India dan dolar Hong Kong stagnan.

Mata uang negara maju juga kompak melemah. Poundsterling Inggris melemah 0,17 persen, franc Swiss minus 0,09 persen, euro Eropa minus 0,2 persen, dan dolar Kanada minus 0,17 persen.

Baca juga : Dolar Menguat Lagi, Rupiah Kembali Merana

Ekonom Lukman Leong mengatakan, pelaku pasar masih menunggu hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) The Fed. Lukman memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp 15.300-Rp 15.400 per dolar AS pada hari ini.

Pengamat Pasar Keuangan, Ibrahim Assuaibi sebelumnya mengatakan, pelemahan rupiah dikarenakan pasar masih menyoroti sejumlah faktor eksternal dan internal. 

Baca juga : Pasar Tunggu Data Tenaga Kerja AS, Rupiah Loyo Pagi Ini

Untuk faktor eksternal, indeks dolar naik pada hari Selasa dengan investor khawatir tentang kenaikan suku bunga dan eskalasi dalam perang Ukraina. Sementara imbal hasil Treasury melonjak karena keruntuhan yang mengerikan di pasar obligasi Inggris memantul di sekitar pasar obligasi global.

Sementara untuk faktor internal, perlambatan pertumbuhan di negara-negara maju, kenaikan suku bunga, risiko iklim dan berlanjutnya harga pangan dan energi yang tinggi sangat memukul negara-negara berkembang, termasuk Indonesia yang bisa saja akan terkena imbasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.