Dark/Light Mode

IMF Puji Ekonomi Indonesia, Indef: Waspada, Masalah Global Bisa Menjalar Ke Sini

Kamis, 20 Oktober 2022 07:55 WIB
Foto: Ilustrasi/Istimewa
Foto: Ilustrasi/Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan, Indonesia adalah titik terang di tengah-tengah kesuraman ekonomi dunia. Namun, pemerintah harus tetap waspada, karena permasalahan global bisa menjalar ke Indonesia. 

“Ketika global menurun, dampak ke Indonesia biasanya tidak separah yang lain (khususnya negara-negara yang memang terintegrasi dengan perdagangan internasional). Indonesia masih mengandalkan perekonomian domestik relatif diuntungkan dengan kondisi global yang suram ini. Tapi bukan tidak mungkin permasalahan global bisa menjalar ke Indonesia,” jelas ekonom Indef Dzulfian Syafrian, Rabu (19/10). 

Permasalahan ekonomi dunia yang dimaksud, antara lain, perdagangan internasional, pelemahan ekspor dan terhambatnya impor, dan juga dari sektor keuangan, seperti gejolak mata uang, pasar modal dan pasar surat utang. 

Menurutnya, gejolak di pasar keuangan akan menyebabkan fluktuasi. Volatilitas jadi semakin membesar yang membuat ketidakpastian menjadi lebih tinggi. 

Alhasil, perekonomian akan terhambat karena para aktor ekonomi (baik produsen dan konsumen) akan menunda keputusan ekonominya (jual-beli, simpan-pinjam, investasi dan lainnya). Ujung-ujungnya perekonomian nasional akan melambat.

Sebelumnya, IMF mengoreksi outlook pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 menjadi 2,7 persen dari sebelumnya yang diprediksi sebesar 2,9 persen pada Juli lalu. Saat ini disebutkan, ada 28 negara yang meminta bantuan dari IMF. 

Baca juga : Perkuat Kinerja Pemulihan Ekonomi Indonesia, BNI Lanjutkan Transformasi Perusahaan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia patut waspada dengan The Perfect Storm, namun tetap optimis melihat perekonomian terus tumbuh. 

"Ekonomi Indonesia pun mampu tumbuh 5 persen selama tiga kuartal terakhir. Dan di kuartal ketiga dan keempat kita juga berharap pertumbuhannya bisa mencapai target 5,2 persen," kata Airlangga. 

Lebih lanjut, menurut Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini, ketahanan Indonesia juga tercermin dari beberapa indikator yang tetap positif, seperti konsumsi dan investasi. 

Selain itu, PMI manufaktur juga tercatat 53,7 pada September 2022, serta kredit perbankan yang masih tumbuh 10 persen di Juni 2022. 

Dari segi resiliensi eksternal, neraca transaksi berjalan dan perdagangan mencatatkan surplus. Januari hingga Agustus neraca perdagangan surplus 35 miliar dollar AS. Demikian pula cadangan devisa dan rasio utang yang berada pada level aman.

Pujian IMF

Baca juga : Ekonomi Indonesia Mampu Hadapi Ancaman Krisis Global

Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah Redjalam mengatakan, capaian ekonomi Indonesia dan apresiasi dari IMF akan memperbesar peluang modal asing masuk ke Indonesia.

Testimoni IMF perekonomian Indonesia kuat bertahan bisa meningkatkan kepercayaan global. Ini diharapkan membantu masuknya modal asing ke Indonesia dan semakin memperkuat perekonomian Indonesia.

Menurut Piter, resiliensi ekonomi Indonesia bertumpu pada konsumsi domestik yang diperkirakan terus membaik. Selain itu, Indonesia juga tidak terlalu bergantung pada ekspor. Hal itu menjadikan Indonesia relatif lebih bisa bertahan dari gejolak ekonomi global dibanding negara lain yang bertumpu pada ekspor.

"Indonesia berbeda dengan negara-negara yang terlalu bertumpu kepada ekspor. Perekonomian Indonesia lebih bertumpu kepada konsumsi domestik yang diperkirakan akan membaik seiring meredanya pandemi," ungkapnya.

Piter menerangkan, meski Indonesia tidak bertumpu pada ekspor, ekonomi Indonesia juga terbantu dari tingginya harga komoditas di pasaran internasional, utamanya komoditas.

Resesi global tentu akan menahan, atau bahkan menurunkan harga komoditas tetapi tidak membuat harga komoditas jatuh. Masih akan tetap cukup tinggi dan menguntungkan Indonesia yang mengandalkan komoditas.

Baca juga : Jangan Terlena, Waspada Krisis

Menurut Piter, kondisi Indonesia sampai saat ini masih cukup baik dan diyakini mampu bertahan menghadapi resesi global. Bahkan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh di atas 5 persen.

Kalaupun Indonesia terdampak oleh resesi global, diperkirakan hanya membuat pertumbuhan ekonomi kita melambat, tidak bisa mencapai target di atas 5 persen.

“Itu skenario buruknya. Skenario terbaiknya kita masih bisa tumbuh di atas 5 persen," pungkasnya.â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.