Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ekonomi Indonesia Mampu Hadapi Ancaman Krisis Global

Jumat, 14 Oktober 2022 06:37 WIB
Foto: Ilustrasi/Istimewa
Foto: Ilustrasi/Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Ekonomi Indonesia diperkirakan mampu bertahan di tengah ancaman suramnya perekonomian global. Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan moneter dan fiskal yang adaptif.

“Fiskal kita disiplin, dimana tahun depan defisit akan kembali ke 3 persen. Sementara negara lain berjibaku dengan tingkat utang tinggi. Dengan pengelolaan utang yang relatif baik dan kebijakan moneter yang tidak seagresif Amerika, tambahan postur ekonomi kita sangat didorong konsumsi rumah tangga,” kata ekonom Bank Permata Joshua Pardede, Kamis (13/10).

Konsumsi rumah tangga berkontribusi lebih dari 50 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Kemudian penopang berikutnya adalah ekspor. 

“Artinya, saat ekonomi dunia melambat, ekspor akan melambat, tetapi fakta kontribusi ekspor tidak besar daripada konsumsi,” ungkap Joshua. 

Maka dari itu, pekerjaan rumah pemerintah untuk menjaga konsumsi masyarakat. 

“Saya kira, asal konsumsi kita tetap terjaga, pemerintah memprioritaskan belanja untuk mendukung daya beli masyarakat dan pelaku UMKM, yang notabene adalah backbone ekonomi kita sendiri,” jelas Joshua. 

Baca juga : Terima Gubernur Lemhannas, Ketua MPR Bahas Antisipasi Krisis Global

Dengan kekuatan ekonomi domestik dan kebijakan pemerintah yang tepat, Indonesia diperkirakan tidak akan terlalu dalam masuk dalam resesi global.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ekonomi Indonesia akan mampu menghadapi ancaman krisis ekonomi global. 

“Indonesia faktor eksternalnya masih sangat kuat. Sehingga Indonesia tidak termasuk dalam negara yang rentan terhadap masalah keuangan. “ kata Airlangga. 

Namun, Ketua Umum Partai Golkar ini mengingatkan bahaya Perfect Storm, tantangan 5C, yaitu Covid-19 yang belum selesai, conflict Ukraina yang berkepanjangan, climate change atau perubahan iklim, commodity price yang melonjak, dan cost of living dampak dari inflasi. 

Hal senada diungkapkan peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda

Dia memprediksi kondisi ekonomi Indonesia masih bisa bertahan menghadapi ancaman resesi global. Pasalnya, konsumsi rumah tangga menempati porsi lebih besar dalam ekonomi Indonesia. Hal itulah yang mampu membantu mengatasi pelemahan ekonomi akibat faktor global.

Baca juga : Menkeu: Forum G20 Jadi Navigasi Hadapi Krisis

“Ekonomi kita masih cukup terjaga karena 50 persen lebih ekonomi kita ditopang oleh ekonomi domestik. Makanya dengan permintaan masyarakat yang tinggi, pertumbuhan ekonomi masih di kisaran 5 persen," terangnya.

Daya Beli

Meski demikian, ekonomi domestik bisa menjadi bumerang bagi Indonesia jika daya beli masyarakat menurun. Padahal, menurut Nailul, tidak mudah memulihkan daya beli masyarakat ketika sudah terlanjur jatuh. Pemerintah pun diminta menjaga inflasi agar tidak melonjak terlalu tinggi.

Jika daya beli masyarakat terpukul, bisa lama pulihnya karena pemulihan daya beli ini cukup lama dibandingkan ekspor impor kita.

“Makanya dari awal disampaikan, perlu menjaga daya beli masyarakat dengan menjaga tingkat inflasi, terutama inflasi inti," jelasnya.

Nailul mengingatkan pemerintah menahan inflasi sebisa mungkin tidak melebihi 10 persen. Karena dampak susulannya akan sangat berbahaya bagi konsumsi rumah tangga yang menopang perekonomian Indonesia. 

Baca juga : Jangan Terlena, Waspada Krisis

“Jika inflasi menggila sampai ke angka dua digit, bisa berbahaya bagi konsumsi rumah tangga," ujarnya.

Menurut Nailul, meski ekonomi Indonesia sekarang masih dalam tahap aman, pemerintah sudah harus menyiapkan strategi jitu untuk mengendalikan inflasi ketika kondisi ekonomi global semakin buruk.

"Makanya kalo dengan tingkat inflasi sekarang, pemerintah masih berani bilang aman. Padahal tidak aman banget," pungkasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.