Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Perang Tarif Internet, Pengusaha Fixed Broadband Kudu Kreatif

Rabu, 26 Oktober 2022 22:48 WIB
Diskusi bersama Selular, Perang Tarif: Mungkinkah Menular ke Penyedia Fixed Broadband? di Jakarta, Selasa (25/10). (Foto: Merry Apriyani/RM)
Diskusi bersama Selular, Perang Tarif: Mungkinkah Menular ke Penyedia Fixed Broadband? di Jakarta, Selasa (25/10). (Foto: Merry Apriyani/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kerasnya kompetisi antar operator selular membuat tarif data terus turun. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam Selular Congres 2022 menyebut tarif internet di Indonesia paling murah di Asia Tenggara.

Dari 250 juta lebih penduduk di Indonesia, jumlah pengguna internet di negeri ini pada 2022 menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencapai 210 juta orang. 

Dari total pengguna itu, APJII mengungkapkan hanya 14,5 persen yang memiliki fasilitas Fixed Broadband. Sehingga potensi pelanggan di bisnis ini masih terbuka lebar. Dengan peluang pasar yang besar, maka persaingan di antara para penyedia layanan internet Fixed bbbroadband juga semakin ketat. 

Saat ini terdapat sejumlah pemain utama. Seperti IndiHome, First Media, Biznet, MyRepublic, MNC Play, CBN, Link Net, dan Oxygen. Operator selular juga punya layanan sejenis, seperti XL Home (XL Axiata) dan HiFi (Indosat Ooredoo Hutchison). PLN juga sudah menyatakan terjun ke bisnis ini dengan bendera Iconnet. Belakangan, demi memperkuat fondasi bisnis ini, XL Axiata mengakuisisi First Media dari Lippo Group.

Baca juga : Kembangin Industri Pengendalian Hama, APJIPMI Dorong Kolaborasi

Dengan persaingan yang menjurus ketat, apakah perang tarif yang pernah marak terjadi pada industri selular akan juga menular ke Fixed Broadband?

Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif mengatakan, sebagian besar rumah tangga Indonesia sudah atau akan segera memiliki akses ke penyedia layanan broadband tetap yang cepat dan andal. Hal ini tentu saja membuat kompetisi penyedia jaringan internet bahkan tidak hanya di Pulau Jawa.

“Kompetisi sudah meluas sampai ke luar Pulau Jawa, dengan semakin banyaknya peralihan aktivitas masyarakat dari offline ke online,” kata Arif dalam diskusi Selular: Perang Tarif Internet, Mungkinkah Menular ke Penyedia Fixed Broadband? di Jakarta, Selasa (25/10).

Meski demikian, perang harga layanan Fixed Broadband masih dalam batas wajar. Namun APJII sangat mendukung agar pemerintah terus mengawasi dan menjaga iklim kompetisi bisnis Fixed Broadband yang sehat.

Baca juga : Pagi Ini, Rupiah Babak Belur Lagi

Sementara itu, Ketua Umum Masyarakat Telekomunikasi Indonesia (Mastel), Sarwoto Atmosutarno menyebut untuk Fixed Broadband jaringannya terbuka dan saling terhubung yang membuat pelanggan. Jika sudah berlangganan maka akan sangat sulit untuk beralih ke produk lainnya.

“Untuk menjaga para pelanggannya maka penyedia layanan internet Fixed Broadband harus kreatif. Misalnya menjaga kualitasnya serta menawarkan paket bundling dengan berbagai layanan streaming untuk menjaga pelanggan maupun menggaet pelanggan baru,” tandasnya.

Meski persaingan kini menjurus ketat, CEO Selular Uday Rayana berharap agar penyedia jasa Fixed Broadband tidak semata mengandalkan tarif murah sebagai instrumen utama dalam menarik pelanggan. Pasalnya, tarif murah akan menjadikan industri startegis ini menjadi tidak sehat.

“Pertama, penerapan tarif harus affordable, tidak harus murah tapi terjangkau. Kedua, harus sustainable, industri harus sustain atau berkelanjutan. Dan ketiga, harus merata, artinya, operator harus membangun di semua wilayah sehingga ketersediaan layanan menjadi merata ke seluruh wilayah Indonesia,” sarannya.

Baca juga : Holding Perkebunan Nusantara Gencarkan Pendidikan Wirausaha Di Pesantren

Mahalnya pembangunan serta pemeliharaan infrastruktur jaringan internet tentu saja IndiHome rasakan. IndiHome memiliki coverage area yang terluas di Indonesia bahkan di 10 pulau terluar di Indonesia.

Meski demikian, IndiHome memiliki cara unik untuk menggaet pelanggan dengan mengusung konsep Window of Entertainment.

"IndiHome terus berupaya untuk mengembangkan peningkatan layanan. Kami menghadirkan berbagai inovasi yang mengutamakan kepuasan pelanggan. Selain program UL:DL dan HSSP, kami juga mengembangkan digitalisasi layanan hingga customer care,” tutur Vice President Marketing Management Telkom, E Kurniawan.

IndiHome telah membentangkan serat optik sepanjang 170.885 kilometer (106.185 kilometer serat optik domestik dan 64.700 kilometer serat optik internasional) atau setara dengan 4 kali keliling bumi. Selain itu IndiHome memiliki kekuatan layanan yang prima dengan dukungan lebih dari 16.800 teknisi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.