Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jelang COP-27 Dan KTT G20

Pesan KADIN Dari Vatikan: Selamatkan Bumi Lewat Dialog Lintas Agama

Jumat, 4 November 2022 07:02 WIB
Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid (kanan), saat bertemu Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus di Vatikan. (Foto: Istimewa)
Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid (kanan), saat bertemu Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus di Vatikan. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menjelang Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP-27 UNFCCC) di Mesir dan KTT G20 di Bali, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid menyambangi Vatikan, Roma. Membahas pengembangan ekosistem energi hijau dan ekonomi berkelanjutan.

Di sela acara tersebut, Arsjad bersama Presiden COP-24 dan Mantan Menteri Iklim & Lingkungan Polandia Michal Kurtyka bertemu dengan Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus.

Dialog tiga pihak tersebut menyepakati bahwa perubahan mendasar dalam ekonomi global, seyogyanya bersumber dari nilai-nilai moral, spiritual, dan agama.

Ketiganya setuju memperkenalkan dan mempromosikan tidak hanya sekedar 3P (People, Planet, Profit), tetapi 5P sebagai prinsip utama dalam melawan tantangan global saat ini.

Yakni Peace (Perdamaian), Prosperity (Kesejahteraan), People (Masyarakat), Planet (Bumi), dan Partnership (Kolaborasi inklusif).

Secara khusus, Arsjad juga mengundang Paus Fransiskus untuk berkunjung ke Indonesia pada tahun depan. Serta menggalang kerja sama nyata, dalam mewujudkan kelima prinsip utama tersebut. Agar dapat diimplementasikan dalam kultur Indonesia, didasarkan pada dialog antaragama dan budaya yang inklusif.

Arsjad mengatakan, tindakan nyata melawan tantangan global yang berujung pada ancaman kehidupan, telah mempengaruhi semua orang tanpa memandang ras, agama, keyakinan, kelompok, maupun organisasi.

Baca juga : Jaga-jaga KTT G20 Tak Hasilkan Komunike Bersama, Bos FPCI Sarankan 4 Poin Penting Ini

Dalam arti yang paling mendasar, tindakan nyata tersebut justru datang dari nilai-nilai agama yang menggerakkan setiap penganutnya untuk mendorong terciptanya ekonomi yang inklusif. Serta menjaga perilaku ekonomi tetap terkendali, dan bersama-sama melawan tantangan global saat ini.

“Pemulihan dunia dari ancaman perubahan iklim, merupakan bagian dari dialog lintas agama. Kita dipanggil kepada planet yang tanpa batas, untuk bekerja bersama-sama memulihkan dunia," kata Arsjad, ketika pekan lalu diwawancarai salah satu radio di Vatikan.

"Perubahan iklim adalah dialog lintas agama yang penting, karena didasarkan pada iman. Kita diwajibkan untuk merawat bumi, menciptakan kesejahteraan, menjamin tatanan hidup yang layak bagi generasi selanjutnya,” imbuhnya.

Menurut Arsjad, perdamaian adalah syarat mutlak.untuk segala sesuatu, yang berakar pada ajaran untuk berbuat baik dari semua agama dan keyakinan.

Kesejahteraan berkontribusi pada perdamaian, karena mengakhiri kesenjangan sosial dan meminimalisir konflik.

Sementara itu, masyarakat adalah subjek dari pengembangan ekonomi, tanpa ada yang ditinggalkan. Masyarakat lah yang memastikan. Bahwa bumi tetap dijaga, dirawat, dilestarikan untuk generasi selanjutnya.

Perjuangan untuk mewujudkan hal itu, sangat tergantung pada kolaborasi inklusif. Tanpa membeda-bedakan asal usul dan latar belakang.

Baca juga : Jelang KTT G20, Polri Gelar Rapat Rekayasa Lalu Lintas

Menanggapi hal itu, Michal menegaskan, apa pun tatanan dunia baru yang ditetapkan untuk menggerakkan pemulihan global, standar baru tersebut harus mencakup prinsip 5P.

Yaitu penghormatan terhadap masyarakat, melindungi dan merawat bumi, kemitraan inklusif di seluruh dunia, dialog antaragama dan antarbudaya untuk perdamaian, dan penemuan ilmiah untuk kemakmuran yang berkelanjutan.

“Tatanan dunia sedang ditantang dan berantakan. Terserah para pemimpin paling terkemuka di dunia ini, untuk memikirkan kembali apa tatanan dunia baru, yang akan muncul dari pandemi atau dari gejolak geopolitik. Jangan sampai, nilai-nilai itu hanya kamuflase belaka dari sebelumnya. Yang paling tepat saat ini adalah 5P,” beber Michal.

Paus Fransiskus, dalam beberapa kesempatan belakangan ini, juga menyerukan hal yang sama, terkait panggilan dan solidaritas umat manusia terhadap pemulihan dunia dan lingkungan.

Paus mengajak umat Katolik, untuk melakukan pertobatan ekologis. Sekaligus memberikan pesan kuat kepada para pemimpin dunia yang hadir di COP-27 di Mesir dan G20, untuk secara serius memikirkan pengurangan jejak karbon dari aktivitas manusia.

Dia juga menekankan dampak yang tak terkirakan, dari bencana ekologis akibat perubahan iklim dan konflik geopolitik. Seperti kekeringan, banjir, angin topan, krisis pangan, krisis air, serangan hama dan penyakit. Juga ancaman terhadap kehilangan sumber-sumber penghidupan yang layak.

Melalui ensiklik “Laudato Si,” Paus Fransiskus mendorong aksi nyata dan memberikan pesan universal kepada dunia, untuk menghentikan kehancuran bumi, yang disertai degradasi kehidupan umat manusia saat ini.

Baca juga : GIO Sebarkan Optimisme Di Kalangan Gen Z

Terkait KTT G20 dan B20 di Bali, Arsjad menjelaskan, sesuai dengan tema B20 “Advancing Innovative, Inclusive, and Colaborrative Growth” pertemuan di Bali Indonesia mengedepankan pentingnya keadilan ekonomi di setiap tingkat sosial ekonomi. Dengan mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan dan dialog lintas kepercayaan, dalam upaya mewujudkan keadilan ekonomi.

"Dengan adanya KTT G20 dan B20 di Bali, para pemimpin dunia memikirkan cara global melakukan transformasi. Demi menghadirkan gerakan bersama, dalam melakukan pemulihan dunia dari aktivitas ekonomi yang mengancam," papar Arsjad.

Gerakan bersama yang dimaksud antara lain meliputi upaya mempromosikan pengurangan emisi karbon, kerja sama dagang yang inklusif, dan sejumlah legacy lain yang terarah pada visi keberlanjutan.

"Semua itu, bertujuan menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh dunia," pungkas pria kelahiran 16 Maret 1970 itu. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.