Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mau Investasi Di Sektor EBT

Pengusaha Amerika Diwanti-wanti Luhut

Sabtu, 12 November 2022 06:20 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan

RM.id  Rakyat Merdeka - Investor asal Amerika Serikat (AS) diyakini bakal membanjiri Indonesia, terutama di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT). Pasalnya, Pemerintah berhasil meyakinkan Negeri Paman Sam untuk mengurangi emisi karbon yang dikeluarkan, tanpa mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan pengalamannya bernegosiasi dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen, di Treasury Building, Washington DC, AS, September lalu.

Luhut mengaku memberikan empat syarat khusus bagi AS kalau mau berinvestasi di sektor EBT di Indonesia.

Baca juga : Investasi Pusat Data Indonesia Buka Ribuan Lapangan Kerja Baru

“Ini bukan soal angka investa­sinya, angkanya sih cukup ba­gus. Tapi, persyaratan yang kita berikan harus dipenuhi mereka,” kata Luhut dalam Indonesia Net Zero Summit 2022 Decarboniza­tion at All Cost, kemarin.

Eks Menko Polhukam ini mengatakan, empat syarat yang diberikan tersebut, yakni tidak boleh menganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bagus di sektor energi dan teknologi yang ditawarkan harus terjang­kau karena kalau mahal akan sulit diterima.

Selanjutnya, teknologi mereka harus bisa diandalkan kapan saja atau bisa segera diimplementasi­kan dalam waktu dekat. Jika AS ingin menawarkan pinjaman, maka bunganya harus setara dengan negara maju.

Baca juga : Fraksi PDIP Apresiasi Posko Pengaduan Warga Di Balaikota

Syarat bagi para calon inves­tor AS itu, kata Luhut, bukan­nya tanpa sebab. Menurutnya, Pemerintah memiliki tanggung jawab besar terhadap generasi berikutnya di Indonesia, sehingga kebijakan yang diambil harus cermat.

“Saya tidak mau cucu saya dan generasinya rusak gara-gara kita membuat policy salah. Jadi, semua policy yang kita buat betul-betul kita hitung dengan cermat,” tegasnya.

Luhut memastikan, kerja sama dengan AS ini nantinya bisa dimanfaatkan sebagai salah satu cara mempensiunkan Pembang­kit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara. Dengan begitu, bisa memangkas sebaran emisi gas rumah kaca yang signifikan di dalam negeri.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.