Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Ministerial Retreat BIMP-EAGA
Airlangga Fokuskan Pembangunan Kembali Sektor Pariwisata
Sabtu, 26 November 2022 20:07 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin pertemuan Tingkat Menteri (PTM) BIMP-EAGA ke-25 di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Jumat (25/11).
Pertemuan ini juga menandai dimulainya Keketuaan Indonesia dalam forum BIMPEAGA yang berlangsung hingga 26 November 2023.
Airlangga mengatakan, Optimalisasi potensi BIMP-EAGA, terutama untuk memanfaatkan keunggulan komparatif atas kekayaan Sumber Daya Alam (SDA), merupakan kunci penting untuk mempercepat capaian sesuai Visi 2025.
"Saya senang akhirnya kita bisa bertemu langsung untuk mendiskusikan hal-hal penting yang akan memajukan kerja sama BIMP-EAGA,” ucap Menko Airlangga.
Berita Terkait : Menko Airlangga : Big Data Dukung Pencapaian Pembangunan Nasional
Terdapat dua agenda utama yang dibahas dalam Ministerial Retreat yaitu percepatan kerja sama BIMP-EAGA termasuk penyusunan Visi Pasca 2025 dan penguatan Sekretariat BIMPEAGA Facilitation Centre (FC).
Terkait hal ini, Menko Airlangga menyampaikan tiga poin penting. Pertama, melipatgandakan upaya untuk merencanakan dan melaksanakan proyek-proyek konkret.
Langkah-langkah yang dapat dilaksanakan antara lain adalah perumusan proyek secara konvergen dan bottom-up, kolaborasi proyek untuk menguatkan rantai pasok regional, serta upaya reskilling dan upskilling dari pelaku usaha.
Poin kedua adalah revitalisasi konektivitas melalui pembukaan kembali atau membuat rute baru untuk mendukung perdagangan dan pariwisata.
Berita Terkait : Menteri Siti Berikan Penghargaan ProKlim Kepada Aktor Agenda Iklim di Tapak
“Pembangunan kembali sektor pariwisata menjadi prioritas, berkembang menjadi tangguh dan berkelanjutan,” ungkap Airlangga.
Kemudian, poin ketiga yakni belajar dari G20 tentang percepatan transisi dan ketahanan energi di sub kawasan, termasuk dalam mengembangkan model bisnis potensial untuk masa depan.
Para Menteri dari empat negara yang hadir menegaskan bahwa kerja sama sub kawasan tetap menjadi kunci untuk memastikan pembangunan regional yang berkelanjutan dan inklusif.
Untuk itu, BIMP-EAGA harus dapat beradaptasi dan gesit di tengah munculnya megatren seperti gangguan teknologi, perubahan iklim, maupun krisis multidimensi yang akan terjadi.
Berita Terkait : Bamsoet Serap Aspirasi Utusan Golongan Kembali Masuk MPR
Belajar dari hasil Mid-Term Review (MTR) Vision 2025, BIMP-EAGA perlu menyusun Visi Pasca 2025 dengan elemen-elemen yang lebih komprehensif. Hal ini diharapkan dapat menjawab berbagai tantangan yang akan terjadi.
“Mengatasi tantangan ini akan membuka peluang bagi BIMP-EAGA untuk memaksimalkan kerja sama regional yang lebih luas, seperti RCEP dan IPEF, sebagai bagian dari agenda integrasi regional,” ujar Airlangga.
Selanjutnya
Tags :
Berita Lainnya