Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Gap Indeks Inklusi Dan Literasi Keuangan 2022 Mengecil
OJK Disarankan Gaspol Edukasi Ke Masyarakat
Minggu, 27 November 2022 07:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berhasil memperkecil gap antara literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia tahun 2022. Kendati begitu, wasit perbankan tersebut diminta bekerja lebih keras lagi untuk menyeimbangkan kedua persoalan tersebut.
Seperti halnya yang dikatakan pengamat perbankan Paul Sutaryono. Dia mengapresiasi upaya OJK mengerek indeks inklusi keuangan yang kini tercatat 85,10 persen.
Namun, menurutnya, tetap saja angka itu jauh lebih tinggi daripada indeks literasi keuangan yang masih di bawah 50 persen, atau tepatnya 49,68 persen.
Baca juga : Hasil Survei SNLIK OJK, Indeks Literasi Keuangan Masyarakat RI Naik
“Artinya, sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum melek keuangan,” ujar Paul kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Hal itu juga tercermin dari sering terjadinya kasus keuangan yang berdampak negatif bagi masyarakat. Dia pun menyarankan OJK tidak ragu untuk gaspol, menggelar sosialisasi dan edukasi untuk masyarakat. Agar mereka tidak lagi jadi sasaran empuk pelaku investasi bodong.
“OJK, perbankan dan industri keuangan nonbank tetap perlu meningkatkan sosialisasi dan edukasi produk dan jasa keuangan,” imbaunya.
Baca juga : Industri Kripto Genjot Literasi Aset Digital Ke Masyarakat
Hal senada juga disampaikan Senior Fellow Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Kartina Sury. Menurutnya, literasi keuangan yang baik menjadi kunci kepercayaan masyarakat kepada industri jasa keuangan.
Kepercayaan ini, akan timbul apabila informasi dan pemahaman mengenai jasa keuangan tersampaikan, dan dipahami dengan baik oleh konsumen.
“Rendahnya literasi keuangan, menyebabkan masyarakat berisiko membuat keputusan keuangan salah, dan tidak sesuai dengan kebutuhan,” ucapnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca juga : KSP Tekankan Pentingnya Literasi Keuangan Untuk Atasi Pertanian
Dia khawatir, dalam jangka panjang akan muncul keengganan untuk mengkonsumsi produk keuangan. Sehingga kesenjangan antara literasi dan inklusi keuangan perlu diatasi bersama-sama.
Menurutnya, hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap jasa keuangan bisa saja menghambat pertumbuhan sektor keuangan. Padahal, kebutuhan akan produk keuangan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya