Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Gap Indeks Inklusi Dan Literasi Keuangan 2022 Mengecil

OJK Disarankan Gaspol Edukasi Ke Masyarakat

Minggu, 27 November 2022 07:30 WIB
(Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/tom)
(Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/tom)

RM.id  Rakyat Merdeka - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berhasil memperkecil gap antara literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia tahun 2022. Kendati begitu, wasit perbankan tersebut diminta bekerja lebih keras lagi untuk menyeimbangkan kedua persoalan tersebut.

Seperti halnya yang dikatakan pengamat perbankan Paul Sutaryono. Dia mengapresiasi upaya OJK mengerek indeks inklusi keuangan yang kini tercatat 85,10 persen.

Namun, menurutnya, tetap saja angka itu jauh lebih tinggi daripada indeks literasi keuangan yang masih di bawah 50 persen, atau tepatnya 49,68 persen.

Baca juga : Hasil Survei SNLIK OJK, Indeks Literasi Keuangan Masyarakat RI Naik

“Artinya, sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum melek keuangan,” ujar Paul kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Hal itu juga tercermin dari sering terjadinya kasus keuangan yang berdampak negatif bagi masyarakat. Dia pun menyarankan OJK tidak ragu untuk gaspol, menggelar sosialisasi dan edukasi untuk masyarakat. Agar mereka tidak lagi jadi sasaran empuk pelaku investasi bodong.

“OJK, perbankan dan industri keuangan nonbank tetap perlu meningkatkan sosialisasi dan edukasi produk dan jasa keuangan,” imbaunya.

Baca juga : Industri Kripto Genjot Literasi Aset Digital Ke Masyarakat

Hal senada juga disampaikan Senior Fellow Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Kartina Sury. Menurutnya, literasi keuangan yang baik menjadi kunci kepercayaan masyarakat kepada industri jasa keuangan.

Kepercayaan ini, akan timbul apabila informasi dan pemahaman mengenai jasa keuangan tersampaikan, dan dipahami dengan baik oleh konsumen.

“Rendahnya literasi keuangan, menyebabkan masyarakat berisiko membuat keputusan keuangan salah, dan tidak sesuai dengan kebutuhan,” ucapnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : KSP Tekankan Pentingnya Literasi Keuangan Untuk Atasi Pertanian

Dia khawatir, dalam jangka panjang akan muncul keengganan untuk mengkonsumsi produk keuangan. Sehingga kesenjangan antara literasi dan inklusi keuangan perlu diatasi bersama-sama.

Menurutnya, hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap jasa keuangan bisa saja menghambat pertumbuhan sektor keuangan. Padahal, kebutuhan akan produk keuangan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.