Dark/Light Mode

Erick-Gibran Hidupkan Lokananta Records, Studio Rekaman Bersejarah Yang Mati Suri

Senin, 28 November 2022 07:14 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kanan) dan Wali Kota Gibran Rakabuming Raka (kanan) mencoba menghidupkan kembali Studio Lokananta yang mati suri. (Foto: Instagram)
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kanan) dan Wali Kota Gibran Rakabuming Raka (kanan) mencoba menghidupkan kembali Studio Lokananta yang mati suri. (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri BUMN Erick Thohir dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming mendatangi Lokananta Records di Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (27/11) malam.

Keduanya meninjau progres revitalisasi dan pengembangan studio rekaman tertua di Indonesia oleh Holding BUMN Danareksa, melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

"Salah satu pilar pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan, adalah dari industri kreatif. Kita harus jadi pop culture country. Budaya kita jadi ekonomi. Tapi, bukan berarti menghilangkan budaya kita," kata Erick.

Untuk itu, lanjut Erick, BUMN berkomitmen membangun infrastruktur dan ekosistem dalam meningkatkan industri kreatif.

Menurutnya, BUMN memiliki banyak aset bersejarah, yang bisa dioptimalkan dalam memberi nilai tambah bagi perusahaan, pemerintah daerah, para pelaku industri kreatif dan UMKM, serta masyarakat sekitar.

"Banyak aset-aset BUMN yang punya nilai sejarah. Itu harus kita kembangkan dan bangkitkan. Daripada mangkrak, mending kita manfaatkan," ucapnya.

Pria kelahiran Jakarta tersebut juga mengingatkan, agar proses revitalisasi, pengembangan, dan pengelolaan Lokananta menerapkan model bisnis yang berkelanjutan.

Baca juga : Kementerian BUMN Gelar Anugerah Bangga Buatan Indonesia 2022

Ini sangat penting. Agar Lokananta benar-benar bisa memberikan dampak yang maksimal, bagi kemajuan industri kreatif dan juga perekonomian masyarakat sekitar.

"Saya titip, jangan mangkrak. Jangan cuma senang membangun. Tapi kontinyuitasnya ngos-ngosan. Ini tidak boleh. Saya tekankan sejak awal, prosesnya bagaimana. Lalu ke depannya, bagaimana supaya bisa jalan terus. Jangan nanti ganti menteri, ganti kebijakan, dan Lokananta berhenti lagi," ujar Erick mewanti-wanti.

Dia berharap, Lokananta mencontoh kesuksesan transformasi Sarinah.

Erick meyakini, kebangkitan Sarinah tak hanya karena peran BUMN semata. Melainkan dukungan penuh masyarakat Jakarta dan sekitarnya, yang ikut meramaikan pusat perbelanjaan tertua di Indonesia.

"Mas Wali (Gibran) bilang, kalau masyarakat nggak proaktif, ini nggak jadi apa-apa. Sarinah sukses karena masyarakatnya datang, musisi-musisi manggung di sana. Nanti, sama Mas Wali dicarikan tempat, agar musisi bisa manggung di Lokananta," kata Erick.

Di tempat yang sama, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming mengatakan, Lokananta sebagai aset sejarah bangsa, memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

Gibran ingin mengembalikan Lokananta, sebagaimana mestinya. Sebagaimana sentra berkreasi bagi para musisi.

Baca juga : Aremania Minta Kejati Jatim Kembalikan Berkas Perkara Kanjuruhan

"Anak-anak muda di Solo tidak boleh hanya jadi penonton. Kalau Lokananta sudah jadi, PR kita adalah mengisi konten-konten yang ada di sini. Kita ingin, Lokananta bisa hidup terus  Soalnya, kalau saya lewat sini, sedih. Kayak mangkrak," ujar Gibran.

Dalam kesempatan tersebut, Erick, Gibran, dan penyanyi keroncong legendaris, Waldjinah, menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU antara Holding Danareksa, melalui PPA dengan komunitas musisi Solo.

Selepas penandatanganan MoU, Erick dan Gibran pun menyaksikan penampilan dari Padi Reborns, dalam praaktivasi bertajuk Lokananta Reload.

Sebagai informasi, Lokananta pertama kali didirikan pemerintah Indonesia pada 29 Oktober 1956, sebagai pusat perekaman siaran RRI dalam bentuk piringan hitam.

Perusahaan rekaman yang paling top pada zamannya ini, menyimpan arsip-arsip pidato kenegaraan Bung Karno. Kemudian berkembang menjadi studio rekaman di mana lagu-lagu daerah, gendang karawitan, hingga keroncong direkam.

Tak hanya musik dan lagu, Lokananta juga merekam audio seni pertunjukan, seperti dongeng, cerita rakyat, wayang, dan ketoprak.

Uniknya, Lokananta menyimpan arsip lagu Terang Bulan gubahan Saiful Bahri, yang menjadi asal muasal lagu Negaraku, yang kini menjadi lagu kebangsaan Malaysia.

Baca juga : Bukan Soal 2 Kali, Praktik Berkendaranya Kaya Mau Sirkus

Baru pada 2004, Lokananta resmi berada di bawah kendali Perum Percetakan Negara RI (PNRI), dengan nama baru Perum PNRI Cabang Surakarta, atas inisiatif mantan Ditjen Pembinaan Pers dan Grafika.

Tahun ini, inisiatif merevitalisasi Studio Lokananta dapat terwujud.

Saksi sejarah perkembangan musik di Indonesia ini akan direvitalisasi oleh PPA, yang merupakan bagian dari Holding BUMN Danareksa, sebagai salah satu bentuk transformasi BUMN.

Lokananta yang memiliki area seluas 21.500 persegi, akan menjadi creative dan commercial hub berbasis musik, museum, studio rekaman modern, tempat pertunjukan musik, dan penjualan merchandise musik. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.