Dark/Light Mode

Bukan Soal 2 Kali, Praktik Berkendaranya Kaya Mau Sirkus

Senin, 31 Oktober 2022 09:05 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Satpas SIM Polda Metro Jaya di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat (ANTARA FOTO/RENO ESNIR).
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Satpas SIM Polda Metro Jaya di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat (ANTARA FOTO/RENO ESNIR).

RM.id  Rakyat Merdeka - Usul Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar masyarakat yang hendak membuat Surat Izin Mengemudi atau SIM bisa diberi dua kali kesempatan pada hari yang sama jika mengalami kegagalan direspon dingin oleh netizen. Ujian praktik diminta dihapus saja.

Akun @perupadata mengungkap keluhan warga yang menyebut materi tes praktik mulai dari zigzag, slalom mundur untuk SIM A, atau membentuk angka 8 untuk SIM C disebut mustahil untuk lulus. Sementara menurut Korlantas, tujuannya untuk melatih refleks.

“Untuk negara yang transportasi umumnya masih belum merata, ditambah kepemilikan kendaraan pribadi yang relatif mudah, SIM memang jadi kebutuhan banyak orang. Aduan Polri sendiri mengakui ini sebagai salah satu area paling berisiko pungli,” ungkap @perupadata.

Baca juga : Kenaikan Harga BBM Tidak Berdampak Besar Terhadap Daya Beli Masyarakat

Akun @MuhadklyAcho meminta Polri membuat ujian praktik SIM yang tidak menyulitkan dan masuk akal. Menurut dia, lintasan angka 8, zigzag, atau putar balik dengan kaki tidak boleh menyentuh tanah tidak perlu dan harus dihapuskan.

“Kita cuma mau naik motor biar sampai, bukan biar bisa ngisi sirkus,” ujarnya.

Padahal, kata @ersandiasra, di jalan juga penting belajar untuk berhenti, tidak cuma jalan. Melihat kiri kanan depan belakang. Tahu mana posisi yang benar saat lambat dan cepat.

Baca juga : Jelang KTT G20, Polri Gelar Rapat Rekayasa Lalu Lintas

“Bukan untuk atraksi. Sudah kayak mau latihan buat sirkus. Mana banyak peserta ujian SIM C yang sudah berkali-kali tes, tapi nggak lulus,” timpalnya.

Akun @hikmatybrahmana mengatakan, alasan melatih refleks yang disebut Polri semakin membuat ujian praktik SIM tidak masuk akal. Kata dia, refleks kadang membuat celaka. Seharusnya, kata dia, melatih mengendalikan refleks.

“Jadi edukasi safety riding kayaknya jauh lebih penting,” tuturnya.

Baca juga : Blusukan Ke Pasar Besar Malang, Mendag Pastikan Harga Bapok Stabil

“Agak aneh sih.

Akun @grammarsoup menceritakan pengalamannya saat melihat orang tuanya membuat SIM di Kanada. Kata dia, yang diperhatikan itu ketepatan posisi ketika melihat kaca spion sebelum jalan, apakah hafal dan mengikuti rambu lalu lintas.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.