Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Green Steel Terus Didorong
Kenaikan Ekspor Nyaris 40 Persen, Kinerja Mother of Industries Makin Ciamik
Kamis, 1 Desember 2022 14:15 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kembali surplus di Oktober 2022, neraca perdagangan meneruskan kinerja positif selama 30 bulan berturut-turut.
Hal ini dipastikan mampu mendorong tren penguatan dalam upaya pemulihan ekonomi nasional. Meski ekonomi global diproyeksikan melambat pada 2022 dan 2023.
Pada Triwulan III 2022, ekonomi nasional mampu tumbuh impresif 5,72 persen (yoy).
Di tengah peningkatan downside risk perekonomian global, perbaikan kondisi ekonomi nasional masih terus berlanjut. Antara lain, didorong kinerja industri baja dan besi.
Baca juga : Wapres Dorong Pengembangan Industri Kesehatan Syariah
Pada periode Januari hingga Oktober 2022, sektor mother of industries ini mampu meningkatkan ekspor hingga 39,55 persen (yoy).
Hingga Triwulan III 2022, neraca perdagangan besi dan baja juga mengalami surplus senilai 10,61 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
“Demi menjaga keberlangsungan industri besi dan baja nasional, serta untuk meningkatkan pertumbuhan dan daya saing, pemerintah terus mengupayakan berbagai kebijakan dan strategi. Antara lain melalui pemberian insentif seperti tax holiday, tax allowance, dan pengurangan harga gas bumi,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan keynote speech secara virtual, mewakili Presiden Joko Widodo dalam acara The Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) Business Forum 2022, Kamis (1/12).
Menko Airlangga menambahkan, produk logam harus memiliki sertifikasi SNI untuk melindungi industri besi dan baja nasional, dari kerugian akibat praktik perdagangan yang tidak sehat.
Baca juga : Mentan Dorong Penguatan Peran Dharma Wanita Persatuan Pertanian
Terkait upaya mengembangkan ketersedian bahan baku dan/atau bahan penolong, pemerintah juga mendorong pengoptimalan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), penetapan slag baja sebagai limbah non B3, dan penerapan neraca komoditas.
“Dengan industri 4.0, kita berharap produktivitas sektor baja meningkat. Khusus untuk baja, diharapkan bisa meningkatkan produksi menjadi 17 juta ton pada tahun 2020-2024, dan 25 juta ton di tahun 2025-2035. Roadmap ini menjadi penting dalam Pengembangan Industri Nasional 2015-2035,” papar Menko Airlangga.
Pemerintah juga terus mendorong berbagai industri strategis, terutama industri baja, agar mampu menghasilkan produk-produk turunan yang berdaya saing. Serta dapat mendorong ekosistem sektor lainnya seperti industri konstruksi dan otomotif.
Selain itu, Menko Airlangga juga menegaskan, agar perkembangan teknologi dan energi bersih saat ini dapat menjadi pendorong terciptanya green steel yang berbasis pada energi hijau.
Baca juga : Ekspornya Meroket 52 Persen, Kinerja Industri Mamin Tetap Gurih
Acara ini juga dihadiri Menteri Perindustria Agus Gumiwang Kartasasmita, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid, dan Chairman The Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) yang juga Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim, dan sejumlah pengurus The Indonesian Iron & Steel Industry Association. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya